BRI Terus Optimalkan Pendapatan dari Transaksi Treasury
BRI andalkan fee & other operating income
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 berdampak pada profitabilitas perusahaan di berbagai sektor termasuk pada sektor perbankan yang menjadi tulang punggung perekonomian sebagai lembaga intermediary ke sektor riil.
Tren loan to deposits ratio (LDR) perbankan nasional yang melandai merupakan dampak dari perlambatan pertumbuhan kredit, kemudian mendorong perbankan mengoptimalkan pos pendapatan lainnya dalam menjaga sustainability laba perusahaan. Salah satu pos yang dapat diandalkan adalah pendapatan non-bunga yang bersumber dari transaksi treasury.
Senior Executive Vice President Treasury & Global Services BRI, Achmad Royadi, mengungkapkan bahwa BRI, yang menyandang sebagai Best Primary Dealer di instrumen surat berharga dan Best FX Bank for Retail Clients di layanan forex, akan terus mengoptimalkan pendapatan BRI dari transaksi treasury dengan tetap memitigasi risiko-risiko yang mungkin terjadi khususnya pada kondisi seperti saat ini.
Baca Juga: Komitmen Berikan Kemudahan Layanan, BRI Dorong Transformasi Digital
1. BRI mengukur dan menjaga sensitivitas portofolio terhadap pergerakan pasar
Menurut Achmad Royadi, demand atas surat berharga masih akan tinggi karena real yield yang ditawarkan cukup atraktif serta didukung likuiditas market yang cukup ample dan pertumbuhan pinjaman industri yang belum optimal.
Selain melakukan diversifikasi instrument, dalam berinvestasi di surat berharga serta mengoptimalkan capital gain, BRI juga mengukur dan menjaga sensitivitas portofolio terhadap pergerakan pasar khususnya dengan adanya isu tapering off oleh The Fed.
Baca Juga: Populer dalam Dunia Investasi, Ini Perbedaan Forex dan Saham