TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bantah Panja DPR, Pakar ITB: Arus Kas GoTo Kuat, Mampu Buyback Sendiri

Panja Investasi mengingatkan kinerja GoTo masih merugi

Jajaran pimpinan Grup GoTo dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo Media Briefing Virtual Bangkit Bersama Jawa Tengah: Yang Lokal Yang Juara, Bareng Tokopedia, Kamis (9/12/2021). (dok. Grup GoTo)

Jakarta, IDN Times - Panja Investasi pada Perusahaan Digital Komisi VI DPR RI kembali menggelar rapat mengenai investasi BUMN di perusahaan digital PT GoTo. Agenda rapat adalah mendengarkan pendapat pakar terkait uang investasi Telkomsel yang digunakan GOTO untuk melakkan buyback (pembelian kembali) saham milik investor lama.

Kali ini, Panja mengundang Assistant Professor Entrepreneurship and Technology Management Interest Group, SBM ITB Dina Dellyana dan Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang. Dalam sesi tanya jawab, Panja menanyakan tentang kinerja GOTO masih merugi sehingga dinilai tidak mungkin mampu buyback.

“Dari pemaparan pakar sebelumnya, kami mendapatkan penjelasan bahwa duit Telkomsel digunakan untuk buyback. Tanpa investasi Telkomsel, maka tidak akan ada merger dan buyback. Bagaimana tanggapan anda?” kata Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra, Khilmi dalam rapat lanjutan Panja Investasi BUMN di Ruang Rapat Komisi VI, Senayan, Jakarta, Rabu (29/6/2022).

Lantas apa pendapat pakar?

Baca Juga: Ganti Peran Jadi Anggota Dewan Komisaris GoTo, Ini Tugas Kevin Aluwi

Baca Juga: Panja DPR Pertanyakan soal Valuasi GOTO, Rugi atau Untung?

1. GoTo tetap mampu melakukan buyback menggunakan uang sendiri

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) resmi IPO di BEI pada Senin (11/4/2022). (dok. GoTo)

Menurut Dina Dellyana, cara pandang seperti itu adalah keliru. GoTo akan tetap mampu melakukan buyback menggunakan uang sendiri (self financing), tanpa menggunakan dana investasi dari Telkomsel.

“Cara mengujinya sangat gampang. Bapak atau ibu bisa melihat data laporan keuangan GoTo maupun prospektus saat mereka IPO. Di situ terlihat jelas kemampuan keuangan mereka,” katanya menjawab pertanyaan Panja.

Baca Juga: Masih Tekor di 2021, GoTo Pakai Strategi Ini buat Serok Cuan

2. Posisi kas GoTo pada akhir 2020 adalah senilai Rp15,3 triliun

CEO Grup GoTo, Andre Soelistyo dalam IPO GoTo pada Senin (11/4/2022). (dok. GoTo)

Dina tak luput menyoroti soal investasi Telkomsel senilai Rp2,1 triliun pada November 2020 ke GOTO. Posisi kas GoTo pada akhir 2020 adalah senilai Rp15,3 triliun.

“Dengan masuknya investasi pertama Telkomsel sebesar Rp2,1 triliun di November 2020 tersebut, investasi Telkomsel tersebut cuma menyumbang 13,7 persen terhadap total kas GOTO. Kasarnya, arus kas GoTo sangat kuat bahkan tanpa ada investasi dari Telkomsel,” kata Dina.

Baca Juga: Kerugian GoTo Naik Jadi Rp6,6 Triliun, Apa Penyebabnya?

3. Total investasi Telkomsel di GOTO menjadi Rp6,4 triliun

Gojek dan Tokopedia resmi merger dengan membentuk Grup GoTo. (dok. Gojek)

Dina melanjutkan, berdasarkan catatan media terkait proses investasi Telkomsel ke GoTo, ada beberapa fakta penting yang patut digarisbawahi. Salah satunya adalah bagaimana kondisi keuangan GoTo saat melakukan buyback. 

Sesuai data publik, Telkomsel exercise opsi beli saham di Mei 2021 sebesar 300 juta dolar AS. Sehingga total investasi Telkomsel di GOTO menjadi Rp6,4 triliun. Kemudian buyback saham GoTo terjadi di akhir tahun 2021. Jaraknya ini cukup lama dari masuknya investasi Telkomsel di Mei 2021.

"Informasi ini bersumber dari penjelasan direksi GoTo sebelumnya dan mengutip data data dari laporan keuangan serta prospektus," ucapnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya