Indonesia Jangan Anggap Enteng Isu Krisis Pangan
Ketersediaan pangan dalam negeri jadi perhatian pemerintah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengingatkan jajaran menteri tentang isu krisis pangan global yang tidak boleh dilihat sebelah mata oleh pemerintah. Pemerintah perlu melakukan berbagai upaya yang akan dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
Hal itu dibahas dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) tentang kebijakan pangan Rabu (29/6/2022) lalu.
"Pemerintah akan melakukan sejumlah upaya mulai dari sisi supply terkait dengan peningkatan produksi, upaya diversifikasi pangan, efisiensi distribusi pangan, penggunaan teknologi untuk meningkatkan produksi dan kualitas pangan, hingga penguatan stok pangan nasional," ujar Airlangga melalui keterangan tertulis, Kamis (30/6/2022).
Baca Juga: Jokowi Serukan Atasi Krisis Pangan saat Hadir di KTT G7
Baca Juga: Erick Thohir: Warung Pangan Memperkuat Ekosistem Pangan Nasional
1. Indonesia segera melakukan ekspor beras sebanyak 200 ribu ton
Rakortas yang diikuti Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Menteri Keuangan, Menteri Pertanian, Kepala Badan Pangan Nasional, Kepala BNPB, Dirut Bulog tersebut, membahas kondisi terkini terkait dengan situasi pangan nasional dan antisipasi krisis global di bidang pangan, serta berbagai upaya yang akan dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
“Rapat kali ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden terkait dengan ketersediaan pangan strategis, yang sampai bulan Juli ini relatif aman, baik dari sisi pasokan maupun stabilitas harga," kata Airlangga.
Terkait dengan beras, Indonesia memiliki ketersediaan pangan yang memadai hingga akhir tahun 2024. Bahkan dalam tiga tahun terakhir, Indonesia sudah tidak lagi melakukan impor beras. Dalam Rakortas tersebut juga mengisyaratkan bahwa Indonesia akan segera melakukan ekspor beras.
“Berdasarkan data dan neraca yang dipaparkan pada rapat internal dengan Presiden, stok per Desember 2021 adalah 7 juta ton dan stok Bulog lebih dari 1 juta ton, artinya kalau ekspor 200.000 ribu ton masih aman,” kata Airlangga.