Jokowi Khawatir Rivalitas Negara Besar Ganggu Stabilitas
Gangguan stabilitas kawasan tekan pertumbuhan ekonomi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menyatakan rivalitas negara-negara besar berdampak terhadap stabilitas kawasan. Menurutnya, jika stabilitas kawasan baik di Asia maupun di tempat lainnya terganggu upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jadi terganggu.
“Rivalitas negara-negara besar memang mengkhawatirkan. Yang kita inginkan agar kawasan ini stabil, damai, sehingga kita bisa membangun pertumbuhan ekonomi. Menurut saya bukan hanya Indonesia, negara-negara Asia juga menginginkan hal yang sama,” kata Jokowi dalam wawancara dengan Pemimpin Redaksi Bloomberg News John Micklethwait, pada Kamis (19/8/2022).
Baca Juga: Ucapkan Selamat HUT, Putin Sebut RI Sahabat Rusia yang Konstruktif
Baca Juga: Jokowi: Xi Jinping dan Vladimir Putin Akan Hadir di KTT G20 Bali
1. Indonesia berusaha jadi penengah
Sebagai tuan rumah G20 saat ini, Indonesia telah berusaha untuk menyeimbangkan hubungan antara kekuatan-kekuatan besar sambil menolak sejumlah tekanan yang menginginkan Rusia untuk tidak dilibatkan dalam KTT G20.
Setelah kunjungan Pelosi ke Taiwan awal bulan ini, Kementerian Luar Negeri Indonesia pun angkat suara. Kemlu menyatakan dunia membutuhkan kebijaksanaan dan tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan, sambil menekankan bahwa Kemlu juga menghormati kebijakan Prinsip Satu China seperti yang diungkapkan oleh negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Baca Juga: AS-Taiwan Mulai Diskusi Perdagangan Formal, China Apa Kabar?