TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Laba Pertamina Naik Dua Kali Lipat, Tembus Angka Rp29,3 Triliun 

Laba Pertamina naik dua kali lipat dibandikan tahun 2020

Kantor Pusat PT Pertamina (Persero) (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba bersih pada 2021 sebesar 2,046 miliar dolar AS atau sekitar Rp29,3 triliun. Angka ini naik hampir dua kali lipat dibandingkan laba bersih tahun 2020 sebesar Rp15,3 triliun. Capaian ini juga tercatat 154 persen melampaui target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2021.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan Pertamina berhasil melakukan transformasi bisnis, meningkatkan efisiensi dan produksi, menjalankan transisi energi, sekaligus melakukan pembangunan infrastruktur migas serta proyek kilang Refinery Development Master Plan (RDMP).

“Transformasi ini merupakan langkah strategis untuk beradaptasi dengan perubahan bisnis ke depan, bergerak lebih lincah dan lebih cepat, serta fokus untuk pengembangan bisnis yang lebih luas dan agresif,” ujar Nicke dalam laporan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (8/6/2022) lalu.

Baca Juga: Didera Lonjakan Komoditas, Pertamina Klaim Stok BBM dan LPG Aman 

Baca Juga: Apresiasi Tambah Subsidi, Pertamina Jaga Pasokan Energi

1. Pertamina bentuk holding migas

Menteri BUMN Erick Thohir bersama Wakil Menteri BUMN 1 Pahala N Mansury, Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati melakukan peresmian secara simbolis saat acara “Peresmian Subholding Pertamina Group” Moving Forward Becoming Global Energy Champion yang diadakan di Gedung Graha Pertamina, Jakarta pada Jumat (10/9/2021). Dok. Pertamina

Dikatakan Nicke, pada 2021 Pertamina sukses melakukan transformasi dengan membentuk holding migas dengan 6 Subholding, yakni Subholding Upstream, Subholding Refining and Petrochemical, Subholding Commercial and Trading, Subholding Gas, Subholding Integrated Marine Logistics dan Subholding New and Renewable Energy.

Adapun, kinerja keuangan positif Pertamina juga ditunjukkan dengan earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) sebesar 9,2 miliar dolar AS. Ini menunjukkan keuangan Pertamina dalam kondisi sehat, aman, dan mampu bertahan di tengah tantangan disrupsi dan geopolitik yang mempengaruhi industri migas dan energi secara global.

"Pada tahun 2021, produksi hulu migas meningkat dari tahun sebelumnya yakni dari 863 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD) di tahun 2022 menjadi 897 MBOEPD pada 2021, sehingga Pertamina memberikan kontribusi lebih dari 60 persen pada produksi migas nasional," katanya.

2. Pertamina hemat 1,4 miliar dolar AS

Ilustrasi pengisian BBM. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)

Selain itu, dengan pengeboran yang masif dilakukan oleh Pertamina, produksi Blok Rokan juga meningkat. Berbagai program efisiensi pun telah berhasil membuahkan penghematan biaya sebesar 1,4 miliar dolar AS.

"Produksi BBM juga tercapai sesuai target, sehingga tidak ada tambahan impor. Khusus untuk solar dan avtur, sejak April 2019 Pertamina sudah tidak lagi melakukan impor. Pertamina juga menyelesaikan pembangunan 2 tanker migas raksasa yaitu VLCC Pertamina Pride dan Pertamina Prime, yang digunakan untuk pasar global," ujarnya.

3. 13 terminal BBM baru dibangun

Ilustrasi pengisian BBM di SPBU. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Sementara itu, untuk meningkatkan keandalan suplai BBM khusus di Indonesia timur, Pertamina telah membangun dan mengoperasikan 13 terminal BBM baru. Pertamina juga terus menjalankan Proyek Strategis Nasional (PSN).

"Di antaranya Kilang RDMP Balikpapan (realisasi progres 47 persen), Kilang RDMP Balongan (realisasi progres 68,5 persen), Green Refinery Cilacap, Kilang GRR Tuban, serta proyek prioritas lainnya untuk memperkuat bisnis Petrokimia Pertamina seperti Polyprohylene Balongan, Revamping Aromatic TPPI, dan Olefin TPPI," ucapnya.

Baca Juga: BBM Subsidi Sulit di Wilayah Tambang, Nicke: Seperti Garemin Air Laut

4. Pengguna MyPertamina capai 22 juta orang

SPBU Pertamina (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Soal digitalisasi, terintegrasi dari hulu ke hilir menjadi salah satu kunci keberhasilan Pertamina dalam mengendalikan produksi dan distribusi BBM, serta peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat. Melalui Integrated Commands Centre, seluruh aktivitas operasional dapat dimonitor secara online dan real time. Penggunaan aplikasi MyPERTAMINA untuk cashless payment semakin meningkat, dan saat ini sudah mencapai lebih dari 22 juta pengguna.

Lebih lanjut, pengembangan energi baru di tahun 2021, selain produksi Biosolar B30, Kilang Cilacap berhasil memproduksi renewable diesel (Biodiesel 100 persen) dengan kapasitas 3.000 barrel per hari. Dalam aspek Environmental, Social, dan Governance (ESG), Pertamina berhasil meningkatkan posisinya dengan menempati ranking 15 di antara perusahaan energi global.

"Pencapaian ini merupakan hasil dari berbagai program dekarbonisasi yang terus digenjot, di antaranya penggunaan gas buang sebagai sumber energi listrik (flaring gas recovery system) yang menggantikan porsi pembangkit diesel, pemasangan PLTS di Blok migas, Kilang, Terminal BBM dan SPBU, pengembangan green hydrogen dari panas bumi, serta Program Langit Biru," kata Nicke.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya