Tensi AS dan China buat Harga Minyak Dunia Merosot
Saudi Aramco prediksi permintaan minyak akan terus tumbuh
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Harga minyak terpantau merosot turun dibebani oleh isyarat peningkatan produksi Aramco serta eskalasi tensi lebih lanjut antara AS dan China. Selain itu, meredanya kekhawatiran akan gangguan pasokan di dua pipa minyak utama AS juga turut memberikan tekanan pada harga minyak.
CEO Saudi Aramco, Amin H. Nasser, menyatakan optimistis bahwa permintaan minyak akan terus tumbuh selama sisa dekade ini, meskipun ada tekanan ekonomi yang menurun pada perkiraan global jangka pendek.
"Selain itu, Saudi Aramco siap memompa minyak dengan kapasitas penuh 12 juta bph, jika pemerintah Saudi memintanya," kata Nasser pada Rabu (17/8/2022).
Baca Juga: Gara-gara Petir, Kebakaran Besar Melanda Kilang Minyak di Kuba
Baca Juga: Macron Sambut Pangeran MBS: Demi Turunkan Harga Minyak Dunia
1. Tensi AS dan China yang semakin membara juga turut membebani pergerakan harga minyak
Pernyataan Nasser tersebut menguatkan potensi Saudi untuk meningkatkan produksi lebih lanjut setelah berakhirnya kesepakatan produksi OPEC+ bulan September.
Sementara itu, tensi AS dan China yang semakin membara juga turut membebani pergerakan harga minyak lebih lanjut. Menyusul kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada awal Agustus yang memicu tensi antara AS dan China, anggota parlemen AS dilaporkan tiba di Taiwan pada Minggu (14/8/2022) dalam rangka perjalanan kerja selama dua hari untuk bertemu dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen.
"Perkembangan situasi tersebut semakin menambah kekhawatiran akan mengarah pada potensi terjadinya perang tarif baru antara AS dan China," kata Nasser.
Baca Juga: PBB Kecam Aksi Dulang Untung Perusahaan Minyak di Tengah Krisis