Ekonomi Tiongkok-Singapura Tumbuh Positif, RI Diprediksi Masih Resesi
Ini beberapa faktor indikator ekonomi RI masih bakal minus
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mitra dagang Indonesia, Tiongkok dan Singapura, berhasil lolos dari jerat resesi berkepanjangan. Keduanya mampu mencatatkan pertumbuhan yang positif pada kuartal I 2021. Khusus Tiongkok, pertumbuhan ekonomi mereka telah mencatatkan hasil positif sejak 2020 lalu.
Pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu di kuartal I 2021 tercatat sebesar 18,3 persen, sementara Negeri Singa tumbuh tipis, 0,2 persen.
Indonesia sendiri dalam waktu dekat akan mengumumkan hasil pertumbuhan ekonominya di kuartal I 2021. Namun, perekonomian domestik diperkirakan masih akan terkontraksi.
Itu artinya Indonesia masih terjerat dalam resesi. Berikut ulasan tentang sejumlah indikator yang mendukung prediksi pertumbuhan ekonomi akan kembali minus.
Baca Juga: Apa Penyebab Ekonomi Tiongkok Bisa Tumbuh 18,3 Persen di Q1 Tahun Ini?
1. Daya beli masyarakat masih rendah di kuartal I
Direktur Eksekutif Institute of Development on Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, mengatakan bahwa daya beli masyarakat pada kuartal I 2021 masih cukup rendah. Hal itu tercermin dari inflasi indeks harga konsumen (IHK) Maret 2021 yang turun menjadi 1,37 persen dari bulan sebelumnya.
"Artinya pendapatan riil masyarakat tidak mendapat peningkatan yang berarti," kata Tauhid kepada IDN Times, Senin (19/4/2021).
Baca Juga: Keluar dari Resesi, Ekonomi Singapura Tumbuh 0,2 Persen di Kuartal I
Baca Juga: Minta Ekonomi Digenjot, Jokowi Harapkan Kuartal 4 RI Lepas dari Resesi