TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gara-gara Virus Corona, Kunjungan Turis Tiongkok ke RI Ikut Terdampak

Sepanjang tahun 2019, kunjungan wisman Tiongkok capai 2 juta

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyambut kedatangan wisatawan asal Kunming, Tiongkok, di Bandara Internasional Minangkabau pada Minggu (26/1) (ANTARA/Iggoy El Fitra)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah telah melakukan pelarangan penerbangan dari dan menuju ke Tiongkok. Keputusan itu diambil guna mencegah penyebaran virus berbahaya tersebut masuk ke dalam negeri.

Terbatasnya akses masuk turis Tiongkok membuat sektor pariwisata Indonesia ikut terdampak. Apalagi, jika larangan dari pemerintah berlangsung lama.

"Kalau kita lihat ada larangan dari government untuk ke sini. Pasti berdampak (ke sektor pariwisata)," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (3/1).

Baca Juga: Menkes: Lebih Berat Hadapi Hoaks Virus Corona Daripada Evakuasi WNI

1. Turis asal Tiongkok ke Indonesia capai 2 juta kunjungan

IDN Times/Ayu Afria

Berdasarkan data BPS, jumlah kunjungan wisman dari Tiongkok sepanjang Januari-Desember 2019 2,07 juta orang. Angka itu termasuk tiga besar tertinggi di sepanjang 2019. Di posisi kedua ada turis asal Singapura dengan jumlah kunjungan 1,9 juta orang.

"Sementara paling banyak turis asal Malaysia sebanyak 2,98 juta orang," ucap Suhariyanto.

Menurut Suhariyanto, larangan terhadap akses oleh warga Tiongkok jelas akan berdampak. Dengan jumlah 2 juta orang, maka kontribusinya akan cukup terasa. "Jumlah wisman 2 juta pasti akan berdampak," ujarnya.

2. Ekspor dan impor Indonesia-Tiongkok terganggu

Komoditi eksportir kelapa (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Tidak hanya sektor pariwisata, sektor perdagangan Indonesia juga akan terdampak. Apalagi Tiongkok merupakan salah satu mitra dagang Indonesia.

"Kita tahu bahwa ekspor dan impor utama ke Tiongkok akan berpengaruh. Nanti kita akan lihat," ucap dia.

Adapun nilai ekspor pada Desember 2019 tercatat sebesar US$14,47 miliar atau meningkat 3,77 persen dibanding ekspor November 2019. Secara year on year atau dibanding Desember 2018 juga naik 1,28 persen.

Kenaikan ekspor dipicu oleh meningkatnya ekspor non migas dari sebelumnya US$12,9 miliar menjadi US$13,3 miliar atau naik 3,10 persen. Sementara itu ekspor migas juga naik dari sebelumnya US$1,03 miliar menjadi US$1,16 miliar atau tumbuh 12,09 persen.

Sementara itu, impor Indonesia mencatatkan hasil positif. Meski masih tinggi, namun terjadi penurunan sebesar 5,47 persen. Nilai impor Desember 2019 tercatat sebesar US$14,50 miliar.

Impor migas Desember 2019 tercatat sebesar US$2,13 miliar atau turun 0,06 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara itu nilai impor non migas Desember 2019 tercatat sebesar US$12,37 miliar atau turun 6,35 persen.

 

Baca Juga: Virus Corona: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati dan Mencegahnya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya