TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jokowi Pernah Khawatir Ekonomi RI Minus hingga 5 Persen, Eh Kejadian!

Menuju resesi nih

Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Senin (13/7/2020) (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32 persen (year on year/YoY). Secara kuartal ke kuartal (QtoQ), pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 4,19 persen. Pelemahan ini sudah diprediksi oleh berbagai pihak termasuk pemerintah.

"Dengan berbagai catatan peristiwa maka perekonomian Indonesia berdasarkan PDB triwulan II 2020, kalau dibandingkan YoY maka pada triwulan II kontraksi sebesar -5,32 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam video conference, Rabu (5/8/2020).

Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I 2020 dibandingkan semester I 2019 terkontraksi sebesar 1,26 persen. Ternyata, Jokowi telah memprediksi hal tersebut.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Minus 5,32 Persen, Terendah Sejak 1999!

1. Kekhawatiran Jokowi menjadi nyata

Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan

Presiden Joko "Jokowi" Widodo sebelumnya pernah menyampaikan kekhawatirannya soal perekonomian Indonesia yang bisa minus hingga 5 persen di kuartal II 2020. Jokowi mengungkapkannya saat memberikan arahan di acara Penyerahan Dana Bergulir untuk Koperasi dalam Pemulihan Ekonomi Nasional, yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, pada Kamis (23/7/2020).

"Kita Indonesia di kuartal pertama masih plus, sebelumnya kita 5 persen, kuartal pertama 2020 masih 2,97 persen tapi di kuartal kedua kita sudah jatuh minus, kita harus ngomong apa adanya bisa minus 4,3 persen sampai minus 5 persen," ujar Jokowi.

Kenyataanya, ekonomi Indonesia memang minus 5,32 persen. Meski proyeksi minusnya tidak akurat, namun kekhawatiran akan pertumbuhan minus 5 persen menjadi nyata.

2. Jokowi ingatkan Indonesia hanya punya waktu tiga bulan untuk naikkan pertumbuhan ekonomi di kuartal III

Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan

Jokowi mengatakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk pemulihan ekonomi seperti mempercepat serapan anggaran, hingga melaksanakan program-program pemulihan ekonomi nasional harus segera dilakukan. Sebab, Indonesia memiliki momentum untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada bulan Juli, Agustus, hingga September.

Ya, tiga bulan tersebut cukup krusial untuk bisa menyelamatkan ekonomi Indonesia dari jurang resesi. Upaya itu tentu harus bisa terus dijaga hingga akhir 2020.

"Kita hanya punya waktu untuk ungkitan ini Juli, Agustus, September. Kalau kita bisa mengungkit ini insyaallah kuartal keempat lebih mudah, tahun depan lebih mudah, kesempatan kita di bulan Juli, Agustus, September," ungkap Jokowi.

"Dan saya sampaikan ini juga kepada semua menteri agar belanja APBN di 3 bulan ini. Ini kesempatan kita di sini," lanjut dia.

Baca Juga: Perekonomian Memburuk, 5 Negara berada di Jurang Resesi Ekonomi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya