TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Belum Ada Turis Asing ke Bali, Dipredikasi Baru 2-3 Pekan Lagi 

ASITA menilai kebijakan karantina jadi pertimbangan turis

Ilustrasi wisata Bali (IDN Times/Mela Hapsari)

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Budijanto Ardiansjah mengatakan saat ini belum ada turis yang datang ke Bali sejak dibuka pada 14 Oktober 2021. Budi memperkirakan kunjungan turis asing atau wisatawan mancanegara (wisman) baru akan ramai 2-3 minggu lagi.

"Kalau yang saya amati belum (ramai) karena tidak gampang membuka pariwisata. Tidak serta merta begitu dibuka akan langsung banyak yang masuk, kan banyak pertimbangan," kata Budi kepada IDN Times, Sabtu (16/10/2021).

Baca Juga: Wisata Sudah Dibuka, Turis Asing Masih Belum Melancong ke Bali

Baca Juga: Syarat Karantina 5 Hari Bikin Turis Asing Masih Enggan ke Bali

1. Pertimbangan turis asing liburan ke Bali

IDN Times/Reynaldy Wiranata

Menurut Budi, ada tiga pertimbangan turis asing untuk berlibur di Bali. Pertama, apakah turis dari negara-negara lain yang sudah diberikan dispensasi masuk oleh Indonesia, percaya atau tidak dengan penanganan COVID di Indonesia, walaupun grafik kasus di Indonesia cukup baik.

Kedua, regulasi negara asal turis tersebut. "Apakah begitu mereka keluar harus karantina sekain lama, itu jadi masalah buat mereka. Ada keengganan dari mereka," kata Budi.

Ketiga masalah waktu karantina di Indonesia. Meski sudah diturunkan jadi 5 hari, menurut Budi hal tersebut masih terlalu lama karena rata-rata turis berlibur hanya 4-5 hari.

"Kalau mereka karantina jadi 10 hari, apalagi kalau balik ke negaranya harus karantina lagi, jadi ada faktor biaya," ucapnya.

Baca Juga: Ini Syarat Wajib bagi Turis Asing yang Datang ke Bali

2. Saran ASITA biar turis makin banyak datang ke Indonesia

Dok.IDN Times/Istimewa

Budi berharap situasi COVID-19 makin membaik dan aturan makin dilonggarkan sehingga turis asing bisa kembali berlibur ke Bali. Ia juga menyarankan agar kebijakan karantina bisa diganti hanya dengan tes PCR untuk memudahkan para turis masuk.

"Karena mereka tes PCR di negara asal mereka dan di Indonesia. Di beberapa negara kan membolehkan mereka untuk tetap beraktivitas dan terkontrol, artinya tahu menginap di mana. Jadi tidak harus karantina dulu," katanya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya