Bos Garuda: Gak Usah Kaget Kalau Ada Maskapai di Indonesia Bangkrut
Industri penerbangan di ujung tanduk?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memperingatkan bahwa dalam waktu dekat bisa terjadi kebangkrutan pada salah satu maskapai penerbangan di Indonesia. Irfan mengambil contoh kasus Thai Airways yang bangkrut pada awal Juni ini.
Dilansir dari berbagai sumber, nilai tiket yang tidak bisa dikembalikan (refund) maskapai asal Thailand tersebut mencapai 24 miliar baht atau setara Rp11 triliun.
"Bapak Ibu mengetahui juga banyak maskapai yang menyatakan kebangkrutan. Di dekat kita ada Thai Airways. Jadi gak usah terlalu kaget kalau dalam waktu dekat ada maskapai di Indonesia yang tidak tahan lagi," kata Irfan dalam rapat bersama Komisi X DPR RI, Jakarta, Selasa (7/7/2020).
Baca Juga: Dirut Garuda: Jangan Sampai Masyarakat Berlomba Liburan ke Luar Negeri
1. Pemberian diskon atau tiket murah bukan solusi
Irfan menjelaskan bahwa di tengah pandemik COVID-19 ini, maskapai penerbangan adalah salah satu industri yang terpukul keras. Meski masa new normal atau normal baru sudah dimulai, masyarakat belum banyak yang kembali menggunakan pesawat sebagai moda transportasi dalam berpergian.
Ia pun membantah asumsi tiket murah sebagai opsi untuk meningkatkan gairah industri penerbangan.
"Betul penting untuk memperoleh harga murah, tapi mohon dipahami hari ini industri penerbangan mengalami pukulan yang sangat besar, kita jumlah penumpang tinggal 10 persen. Kalau diminta diskon lagi harga yang rendah mungkin klasifikasi kita sebentar lagi menjadi makin sulit," katanya memaparkan.
Baca Juga: Garuda Indonesia Rancang Penerbangan Langsung ke Bali bagi Turis Asing