TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dapat Bebas Tarif Bea Masuk Lagi, Indonesia Diminta Apa dari Amerika?

GSP yang diberikan AS buat Indonesia gak gratis loh

Mantan Presiden AS Donald Trump saat melakukan reli kampanye di Bandara Muskegon di Muskegon, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (17/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria)

Jakarta, IDN Times - Indonesia kembali mendapat fasilitas pembebasan tarif bea masuk, yang diberikan secara unilateral oleh pemerintah Amerika Serikat kepada negara-negara berkembang atau Generalized System of Preferences (GSP) dari Amerika Serikat.

Duta Besar RI untuk AS Muhammad Lutfi mengatakan, GSP yang diberikan AS ini tidak gratis. Negeri Paman Sam itu meminta timbal balik dari Indonesia dari negosiasi ini berupa kemudahan impor bagi produk mereka.

"Sebenarnya tidak ada yang lebih besar dari pada itu. Hanya memastikan birokrasi dari impor itu tidak mengimpit dan tidak merusak barang AS bersaing di pasar Indonesia. Karena secara geografis jaraknya jauh 300 ribu mil antara Washington sampai Jakarta, dan itu makan waktu hampir satu bulan. Jadi timbal balik perbaikan-perbaikan saja memastikan bahwa produk AS bisa berkompetisi di Indonesia," kata Lutfi dalam konferensi pers daring, Senin, 2 November 2020.

Baca Juga: Menlu AS Ajak Tak Percayai Tiongkok soal Muslim Uighur

1. AS minta produk hortikultura mereka dipermudah masuk Indonesia

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika bertemu dengan Menlu Mike Pompeo (Dokumentasi Kemlu)

Lutfi mengatakan AS meminta agar produk hortikultura mereka dipermudah dijual di Indonesia. Beberapa tahun lalu Indonesia sempat mempersulit masuknya produk hortikultura AS seperti kentang, dengan alasan persaingan dan perdagangan.

"Imbal baliknya proses-proses seperti yang saya utarakan tadi, yang namanya Sunset Clause di dalam rencana impor produk hortikultura mereka," ujar dia.

2. Masalah kentang yang diributkan Indonesia-AS

unsplash.com/@lmablankers

Lutfi mengungkapkan masalah kentang AS sempat dipersulit pemerintah Indonesia. Ia pun heran, padahal kentang tersebut dibeli PT Indofood yang menjadikannya produk Potato Chips.

"Kentang yang mereka mau jual ke Indonesia nilainya 1 juta dolar AS, jadi kira-kira 14 miliar dolar AS mau dipakai sama 270 juta rakyat Indonesia. Dalam hati saya 'kenapa ya kita ributin masalah gini?'. Tapi jadi masalah karena sisa legacy-legacy dari masa lalu. Kita bersaing dalam perdagangan, beli sedikit dan jual sebanyak mungkin," katanya.

3. Ada sembilan produk yang negosiasinya alot

Menlu Retno Marsudi ketika menerima kunjungan Menlu Mike Pompeo di kantor Kemlu (Dokumentasi Kemlu)

Kentang hanya salah satu dari sembilan komoditi impor dari AS, yang negosiasinya berjalan alot dengan Indonesia. Hal itu, kata Lutfi, sempat membuat AS kesal.

"Karena AS juga, kalau saya boleh contoh, mereka juga kesel. Indonesia juga jago membuat permasalahan-permasalahan yang perlu dipermasalahkan," kata dia.

Baca Juga: Menlu AS Pompeo Sampaikan 3 Syarat untuk Investasi di RI

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya