TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Edhy Prabowo Sindir Susi Lagi, Kali Ini soal Kebijakan Budi Daya Udang

Edhy menilai potensi udang Indonesia sangat besar

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (tengah) memberi sambutan saat mengikuti tradisi Sedekah Laut dalam kunjungan kerjanya di Desa Betahwalang, Demak, Jawa Tengah (29/7/2019) (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Jakarta, IDN Times - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo kembali menyindir kebijakan pendahulunya Susi Pudjiastuti. Kali ini, kebijakan terkait budi daya udang yang dinilai terlalu mementingkan keberlangsungan ekosistem budi daya tapi mengesampingkan kesejahteraan masyarakat pelakunya.

"Kalau lima tahun lalu para industriawan di sektor ini berhenti hanya karena kebijakan yang dihadapkan sustainability atau keberlangsungan dengan prosperity (kesejahteraan). Padahal kalau bijak, ngapain bicara sustainability tapi prosperity tidak dapat," kata Edhy dalam Jakarta Food Security Summit yang digelar Kadin, Kamis, (19/11/2020).

Baca Juga: Dibilang Post Power Syndrom, Begini Kata Susi Pudjiastuti

1. Awal mula sindiran Edhy untuk Susi

Ilustrasi panen udang pada tambak udang. IDN Times/Handoko

Sindiran Edhy bermula ketika ia memaparkan ada kelompok masyarakat di Muara Gembong yang menghasilkan 40 ton dari budi daya udang dalam sekali panen. "Ini masyarakat bukan perusahaan-perusahaan. Kalau perusahaan atau beberapa pelaku usaha sudah ada yang berhasil panen 1 hektare, 100 ton di atas 100 ton," kata Edhy.

Ia meyakini budi daya tersebut punya potensi besar untuk menyejahterakan kelompok masyarakat namun terhalang oleh kebijakan Susi.

2. Edhy yakin kesejahteraan pelaku budi daya bisa sejalan dengan keberlangsungan ekosistemnya

IDN Times/Irfan fathurohman

Politikus Gerindra ini menilai kebijakan budi daya udang dapat mengakomodasi masalah keberlangsungan ekosistem sekaligus kesejahteraan pelaku budi daya. Untuk menyejahterakan petani udang, menurutnya, tidak perlu membuka lahan tambak hingga berhektare-hektare.

"Misal kalau orang buka tambak selalu dihadapkan dengan bagaimana lahannya, menebangi mangrove dan sebagainya. Padahal untuk menyejahterakan masyarakat, memberi kehidupan mereka layak, tidak perlu sampai berhektar-hektar lahan."

Menurutnya, lahan luas bukan jaminan produksi budi daya yang besar. "Banyak masyarakat punya tambak lebih dari 2 hektare di luar Jawa. Rata-rata produktivitas gak pernah bisa lebih dari satu juta ton," katanya.

Baca Juga: Untung Menggiurkan Bisnis Budi Daya Udang

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya