TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Investasi Reksa Dana Kian Digandrungi Millennial

54,9 persen investor reksa dana di 2020 adalah millennial

Ilustrasi Diversifikasi Investasi (IDN Times/Shemi)

Jakarta, IDN Times - Ketua Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII), sekaligus Presiden Direktur Manulife Asset Management (MAMI) mengatakan minat investasi generasi millennial terus berkembang sejak masa pandemik COVID-19. Hal itu tercermin dari dominannya generasi millennial pada investasi reksadana.

Afifa mengungkapkan, mereka yang berusia di bawah 30 tahun, menguasai 54,9 persen dari total jumlah investor reksadana di 2020. Angka itu naik dibandingkan periode 2019 yang hanya 44,7 persen.

Sementara untuk kelompok investor usia 31-40 tahun justru menurun dari 24,4 persen di 2019 jadi 22,5 persen di 2020.

"Berikutnya untuk usia 41-50 tahun turun dari 16,4 persen jadi 11,9 persen, serta usia 51-60 tahun menyusut dari 9,6 persen jadi tinggal 6,5 persen," papar Afifa dalam keterangan tertulis, Rabu (2/6/2021).

Baca Juga: Catat Nih! 5 Hal Pentingnya Investasi untuk Generasi Millennial

Baca Juga: Jangan Tunda, Ini Dia 5 Alasan Kamu Harus Berinvestasi Reksadana

1. Millennial mulai paham pentingnya investasi untuk masa depan

Ilustrasi reksadana (IDN Times/Umi Kalsum)

Afifa mengatakan naiknya investor millennial adalah likuiditas yang berlebih karena adanya pembatasan aktivitas konsumtif seperti hangout di kafe ataupun traveling. Dengan dana melimpah dan berbekal nyali khas anak muda, para milenial berani mencoba hal baru, salah satunya investasi. 

"Untuk para investor pemula, sejatinya instrumen investasi reksa dana adalah tempat kick-start yang tepat untuk berinvestasi. Terlebih kini dengan beragam fitur keren dalam platform digital, justru semakin memudahkan dan lebih mendisiplinkan nasabah milenial untuk rutin berinvestasi," paparnya.

Sementara itu, CEO PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit) Sigit Kouwagam menilai kenaikan investor millennial ini karena banyak dari mereka yang makin paham tujuannya untuk masa depan. Ada yang memberi nama tabungan reksa dana untuk biaya nikah, beli rumah, ibadah haji dan bahkan tabungan reksa dana untuk pensiun dini di usia muda.

"Dari tujuan investasi yang berbeda beda ini, mereka lalu mengoleksi aset reksa dana yang relevan. Misalnya mereka beli produk reksa dana pasar uang untuk target jangka pendek dan memperbanyak reksa dana saham untuk mewujudkan mimpi jangka panjang," ujar Sigit.

2. Millennial butuh vitamin edukasi biar tetap berinvestasi

IDN Times/Arief Rahmat

Lebih lanjut, Afifa menilai millennial butuh vitamin edukasi yang cukup dalam berinvestasi, khususnya untuk memitigasi risiko apa saja yang akan dihadapi nanti. Sehingga mereka dapat berinvestasi secara benar dengan memiliki kemampuan kalkulasi risiko yang memadai. 

Praktisi Financial Planner Eko Endarto selalu mengingatkan para millennial yang berpenghasilan rutin, akan lebih bagus bila menerapkan model berinvestasi dengan metode nabung cicil tiap bulan. 

"Karena dengan nabung cicil, risiko menjadi terukur. Terutama bagi yang ada penghasilan rutin. Sisihkan saja dari penghasilan minimal 10 persen dari penghasilan," ujar Eko.

Baca Juga: 4 Instrumen Investasi untuk Millennial, Cek Risiko dan Keuntungannya! 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya