TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kontroversi Impor 1 Juta Ton Beras, Mendag: Salahkan Saya!

Jangan salahkan Pak Menko, Pak Mentan dan Dirut Bulog

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam konferensi pers rade Outlook 2021 (Dok. Kementerian Perdagangan)

Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengaku bertanggung jawab dan siap disalahkan atas impor satu juta ton beras yang kini menjadi kontroversi. Lutfi bahkan meminta semua pihak tidak saling menyalahkan atas masalah ini.

"Saya yang bertanggung jawab. Jangan salahkan Pak Menko (Menko Perekonomian Airlangga Hartarto), Pak Mentan (Syahrul Yasin Limpo), Dirut Bulog (Budi Waseso), salahkan saya," kata Lutfi dalam konferensi pers virtual, Jumat (19/3/2021).

Baca Juga: Mendag Jamin Gak Impor Beras Saat Panen Raya 

Lutfi mengaku memiliki perhitungan soal stok beras dan kapan pemerintah harus impor. Ia mengatakan Bulog seharusnya punya stok beras cadangan atau iron stock satu juta ton sampai 1,5 juta ton.

Namun menurut perhitungannya, stok beras Bulog saat ini ditambah dengan sisa impor pada 2018, tidak kurang mencapai 500 ribu ton.

"Ini adalah salah satu stok paling rendah dalam sejarah Bulog. Jadi Anda bisa tahu perasaan saya," katanya.

Terlebih, lanjut Lutfi, berdasarkan fakta lapangan hingga jelang akhir Maret 2021, Bulog baru bisa menyerap 85 ribu ton gabah petani. Idealnya, kata Lutfi, Bulog bisa menyerap 400-500 ribu ton gabah petani per hari ini.

1. Hitungan Mendag soal stok beras

Ilustrasi Beras di Pasar (IDN Times/Besse Fadhilah)

2. Bukan salah Bulog serapan beras rendah

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Lutfi enggan menyalahkan Bulog terkait rendahnya serapan gabah petani yang baru 85 ribu ton. Sebab, menurutnya Bulog mempunyai syarat ketika membeli beras petani, seperti tingkat kekeringan.

Lutfi memaparkan berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 24 Tahun 2020, saat kadar air maksimal 25 persen Bulog akan membeli dengan harga Rp4.200 per kg. 

"Jadi ketika Bulog tidak bisa membeli gabah petani, berhadapan langsung dengan pedagang dan pedagang tidak punya pengering. Kalau gabah dimasukkan ke pengering gabah, pecah jadi jelek," paparya.

"Tidak ada yang salah. Bulog punya wewenang tapi saya punya acuan," kata Lutfi menambahkan.

Baca Juga: Mendag: Rencana Impor Beras hanya untuk Menambah Stok Dalam Negeri

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya