TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KSP Pede Ekonomi Segera Pulih, Ini 4 Indikatornya

Indonesia sudah lepas dari bahaya deflasi

Ilustrasi ekonomi (IDN Times/Sukma Shakti)

Jakarta, IDN Times – Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Panutan S Sulendrakusuma menilai sinyal pemulihan ekonomi Indonesia semakin kuat setelah tingkat inflasi tetap positif dan terkendali. Hingga Maret 2021, angkanya berada pada level 1,37 persen secara year on year (YoY).

“Artinya, Indonesia berhasil terhindar dari bahaya deflasi yang bisa menghambat pemulihan ekonomi,” kata Panutan dalam keterangan tertulis, Rabu (5/5/2021).

Selain itu ada empat indikasi yang membuat pihaknya yakin pemulihan ekonomi makin nyata. Apa saja itu?

Baca Juga: 3 Faktor yang Membuat Pertumbuhan Ekonomi Minus 0,74 Persen

1. KSP merujuk pada data pertumbuhan ekonomi sejak tengah tahun lalu

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Pertama, KSP pede pemulihan ekonomi makin nyata merujuk pada data pertumbuhan ekonomi sejak kuartal II-2020 yang minus 5,32 persen (YoY) lalu berkurang menjadi minus 3,49 persen (YoY) pada kuartal III-2020. Kemudian membaik lagi pada kuartal IV-2020 menjadi minus 2,19 persen (YoY). Di awal tahun ini, pada kuartal I 2021 membaik dengan kontraksi minus 0,74 persen (YoY).

"Secara keseluruhan, perekonomian Indonesia pada kuartal I-2021 masih mengalami kontraksi sebesar minus 0,74 persen (YoY) dan minus 0,96 persen secara kuartal. Ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi semakin nyata dan bisa terwujud ke depan,” ujar Panutan.

Baca Juga: Airlangga Pede Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2021 Bisa 7 Persenan

2. Kenaikan realisasi belanja

IDN Times/Galih Persiana

Kedua adalah realisasi belanja negara pada kuartal I-2021 sebesar Rp523,04 triliun yang naik cukup tinggi dibandingkan kuartal I-2020 sebesar Rp452,41 triliun.

Panutan menilai kenaikan angka APBN terjadi karena naiknya realisasi belanja pemerintah pusat yang diantaranya pertumbuhan belanja modal yang naik sangat tinggi sebesar 186,2 persen, belanja barang 82,7 persen, serta belanja lain-lain. "Sementara itu, belanja pegawai mengalami kontraksi sebesar 2 persen," katanya.

Baca Juga: [BREAKING] Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terkontraksi, Indonesia Masih Resesi!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya