TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Maybank Kucurkan Rp2,68 T ke Bio Farma untuk Produksi Vaksin COVID-19

Disalurkan dengan basis syariah omnibus line facility

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) didampingi Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan Bio Farma Sri Harsi Teteki (kedua kiri) dan Rektor Unpad Rina Indiastuti (ketiga kanan) meninjau Mobile Laboratorium Bio Safety Level (BSL) 3 di gedung RSP Fakultas Kedokteran Unpad, Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/6/2020). Bio Farma menyerahkan peminjaman Mobile Laboratorium BSL 3 pertama di Indonesia kepada Universitas Padjadjaran yang dapat digunakan untuk pemeriksaan Swab Test melalui RT-PCR pasien COVID-19. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/pras

Jakarta, IDN Times - PT Bank Maybank Indonesia Tbk mengucurkan dana sebesar 185 juta dolar AS atau setara Rp2,68 triliun disalurkan kepada Bio Farma untuk pengadaan vaksin dalam rangka penanggulangan virus corona atau COVID-19.

“Harapan kami, kerja sama ini dapat memberi dampak luas bagi masyarakat dan khususnya kepada Pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional, serta iklim investasi di Indonesia,” kata Presiden Direktur Maybank Indonesia , Taswin Zakaria dalam keterangan tertulisnya yang diterima IDN Times, Senin (14/12/2020).

Baca Juga: Bio Farma Tegaskan Belum Buka Layanan Pre-Order Vaksin COVID-19

1. Pembiayaan berbasis syariah melalui beberapa tahap

Presiden Direktur PT Maybank Indonesia Tazwin Zakaria (IDN Times/Indiana Malia)

Dana Rp2,69 triliun yang disalurkan Maybank Indonesia ini dilakukan dengan basis syariah omnibus line facility melalui beberapa termin. Fasilitas pembiayaan ini mencakup proposisi syariah, Musharakah Trade Financing serta forward hedging.

“Selaras dengan pendekatan Sharia First, Maybank Indonesia memberikan solusi pembiayaan ini dengan tujuan untuk memperluas cakupan utilisasi pembiayaan berbasis syariah di tengah dunia usaha Indonesia,” kata Direktur Perbankan Global, Maybank Indonesia Ricky Antariksa.

2. Alasan Maybank pilih Bio Farma

Bio Farma ( ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Ricky menilai PT Bio Farma (Persero) memiliki perencanaan pengadaaan yang terstruktur dan memiliki jaringan usaha yang kuat melalui anak usahanya, PT Kimia Farma Tbk. dan PT Indofarma (Persero) Tbk yang akan menjalankan fungsi distribusi kepada masyarakat.

"Dalam upaya penanggulangan pandemi COVID-19 di Indonesia, Pemerintah melalui PT Bio Farma (Persero) akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan domestik, dengan mempersiapkan sebanyak 15 juta bulk vaksin untuk tahap pertama," ujar Ricky.

Diketahui, 15 juta dosis bulk atau bahan baku yang diimpor pada Desember 2020. Pada Januari 2021 akan ada sebanyak 30 juta dosis bulk lagi yang didatangkan. Lalu, sebanyak 5 juta dosis bulk pada Februari 2021, dan pada April hingga Desember 2021, sebanyak 90 juta dosis bulk.

Baca Juga: RS di Jogja Sudah Buka Pendaftaran Vaksin Mandiri COVID-19, Kok Bisa?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya