TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pertamina akan Produksi Paracetamol dan Produk Aromaterapi

Pertamina gak cuma produksi minyak aja loh

ANTARA FOTO/Aji Styawan

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (persero) akan mengembangkan produk-produk obat seperti paracetamol dan aromaterapi. Produk-produk itu nantinya dihasilkan dari dua kilang mereka yakni kilang Cilacap dan kilang Tuban.

"Salah satu yang menarik dikembangkan di sana (kilang Cilacap) adalah kita bisa menghasilan bahan baku untuk obat-obatan dalam hal ini paracetamol," kata Direktur Utama PT Kilang Pertamina International (KPI) Ignatius Tallulembang dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI, Senin (5/10/2020).

Nantinya untuk produk paracetamol itu, Pertamina akan bekerja sama dengan Kimia Farma untuk bahan bakunya.

Baca Juga: Komitmen Direksi dan Komisaris, Pertamina Luncurkan Piagam New Pertamina

1. Sudah dibahas sejak tiga bulan lalu

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memberikan keterangan pers di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin 9 Desember 2019 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Kerja sama produk paracetamol ini sudah dilakukan sejak 25 Juli 2020 antara PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai subholding refinery and petrochemical dengan PT Kimia Farma Tbk untuk mengoptimalkan potensi nilai tambah dari pengolahan produk turunan Petrokimia menjadi bahan baku farmasi, seperti paracetamol.

Menurut Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, secara teknis Pertamina telah melakukan kajian awal proyek dan selanjutnya kolaborasi bersama Kimia Farma untuk diformulasikan dalam bentuk perjanjian kerja sama. Untuk mendukung realisasinya, Kilang Cilacap sudah dipersiapkan dan salah satunya untuk pengolahan Petrokimia menjadi bahan baku farmasi.

2. Produk aromaterapi di kilang Tuban

Pixabay.com/kerdkanno

Sementara untuk produk aromaterapi akan dihasilkan oleh kilang Tuban. Kilang ini disebut Tallulembang akan menjadi kilang yang terlengkap dan paling modern dibanding kilang-kilang yang ada di luar negeri.

"Ini kilang yang teringrasi penuh, kilang petrochemical dan aromatik. Jadi di kilang ini akan paling lengkap. Semua unit akan ada di sana dan akan jadi kilang termodern dan paling lengkap dibanding di luar negeri," katanya.

Baca Juga: Pajak Bahan Bakar, Pertamina Setor Rp171,3 Miliar ke Pemprov Aceh

3. Perlu modernisasi kilang yang ada saat ini

Ilustrasi Minyak dan OPEC (IDN Times/Arief Rahmat)

Meski demikian, untuk menghasilkan produk paracetamol dan aromaterapik itu, Pertamina harus memodernisasi kilang yang ada saat ini. Banyak kilang di Indonesia yang umurnya sudah tua hingga 100 tahun. Modernisasi kilang itu diperlukan agar Pertamina bisa meningkatkan kapasitas produksi dari satu juta barel per hari menjadi 1,8 juta barel per hari.

Selain itu Pertamina juga akan bisa mengelola minyak mentah yang lebih beragam. Saat ini Pertamina hanya mampu mengelola sweet crude dan sour crude dengan kandungan sulfur di bawah 2 persen.

"Saat ini masih menghasilkan produk Euro 2, setelah project (modernisasi) kita akan hasilkan produk yang setara Euro 5. Kita akan mengeloa crude dengan kandungan sulfur tinggi sampai 2 persen. Dan ketersediaan yang ada di dunia, bahwa sour crude tersedia sampai 61 persen. Artinya lebih gampang kita dapatkan dan juga dari sisi harga lebih kompetitif. Melalui project ini kita akan dapat crude lebih banyak dan crude yamg lebih murah," katanya menjelaskan.

Baca Juga: Di Tengah Isu Kebobrokan, Pertamina Disuntik Modal Rp2,1 Triliun

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya