Proyeksi Ekonomi Kuartal III-2021 Lembaga Ekonomi VS Pemerintah
Ada 3 lembaga ekonomi dan pemerintah, siapa paling tepat?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 pada Jumat (5/11/2021) pagi ini pukul 09.00 WIB. Banyak kalangan yang memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dibanding tahun lalu, seiring menurunnya kasus COVID-19 setelah sempat melonjak pada Juli lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sendiri sebelumnya memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2021 sebesar 4,5 persen.
"Outlook untuk pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 menjadi lebih baik yaitu 4,5 persen, dan untuk kuartal depan kita perkirakan akan tumbuh ke 5,4 persen," ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK yang digelar virtual, Rabu (27/10/2021).
Selain Sri Mulyani, tiga lembaga ekonomi juga memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 pagi ini, berikut selengkapnya.
Baca Juga: Jokowi Minta Jajarannya Waspadai Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2021
1. CELIOS prediksi pertumbuhan ekonomi 3,75 persen YoY dan 1,06 persen QtQ
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bima Yudhistira, memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 sebesar 3,75 persen YoY dan 1,06 persen QtQ.
Ada beberapa faktor positif yang mendasari prediksi Bima tersebut:
- Pelonggaran ekonomi yang mampu mendorong mobilitas masyarakat ke pusat perbelanjaan meski relatif terbatas.
- Pemulihan konsumsi domestik didorong oleh kelas menengah atas meski kelas menengah bawah cenderung menahan belanja menunggu perbaikan sisi pendapatan.
Kinerja ekspor cukup positif dengan catatan surplus perdagangan yang tinggi di september 2021 sebesar 4.37 miliar dolar AS. - Dari sisi lapangan usaha, sektor pendidikan, kesehatan dan informasi telekomunikasi masih jadi leading sector sepanjang kuartal ke III.
- Sektor jasa infokom dan pendidikan sekaligus terdorong penggunaan internet yang tinggi karena pembelajaran sebagian besar dilakukan secara daring dan perusahaan juga memberlakukan WFH.
- Sektor pendidikan secara musiman memang lebih tinggi khususnya Juli-Agustus karena berkaitan tahun ajaran baru sekolah.
"Harga komoditas juga melanjutkan booming dan ini angin segar bagi ekspor dalam jangka pendek, setidaknya sampai akhir 2021," kata Bima kepada IDN Times, Kamis (4/11/2021).
Meski begitu, Bima juga mencatat sejumlah faktor negatif untuk pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021, yakni:
Editor’s picks
- Realisasi belanja pemerintah masih belum memuaskan karena relatif lambat di beberapa pos seperti serapan anggaran kesehatan dan program perlindungan sosial.
- Pemerintah yang terkesan sengaja menahan pencairan anggaran khususnya stimulus PEN.
- Lonjakan kasus COVID-19.
Baca Juga: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Turun tapi Diprediksi Tercepat