Utang Luar Negeri RI di Akhir Tahun Turun Jadi Rp5.933 Triliun
Pada Juli-September 2021 utang luar negeri RI Rp6.060 T
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) merilis jumlah terbaru utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal IV 2021. BI mencatat, ULN Indonesia pada periode tersebut mengalami penurunan dibandingkan kuartal III 2021.
Posisi ULN Indonesia pada kuartal IV 2021 total sebesar 415,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp5.933 triliun (kurs Rp14.293).
"Turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar 424 miliar dolar AS (Rp6.060 triliun). Perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan posisi ULN sektor publik baik pemerintah, bank sentral maupun sektor swasta," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, seperti dikutip IDN Times dari situs resmi BI, Selasa (15/2/2022).
Secara tahunan, posisi ULN pada kuartal IV 2021 terkontraksi sebesar 0,4 persen year on year (yoy) atau menurun dibandingkan dengan pertumbuhan ULN bulan sebelumnya sebesar 3,8 persen yoy.
Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi Rp5.965 Triliun
1. ULN pemerintah lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya, apa sebabnya?
Lebih lanjut Erwin menjelaskan, dari keseluruhan ULN tersebut, posisi ULN pemerintah pada kuartal IV 2021 sebesar 200,2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp2.861 triliun. Angka tersebut lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya sebesar 205,5 miliar dolar AS atau senilai Rp2.937 triliun.
Hal itu menyebabkan ULN pemerintah terkontraksi 3 persen yoy, setelah tumbuh 4,1 persen yoy pada kuartal III 2021.
"Penurunan posisi ULN pemerintah terutama disebabkan penyesuaian aliran modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo, dan pelunasan sebagian pokok pinjaman di kuartal IV 2021. Di samping itu, volatilitas di pasar keuangan global yang cenderung tinggi turut berpengaruh pada perpindahan investasi dari SBN ke instrumen lain, sehingga mengurangi porsi kepemilikan investor nonresiden pada SBN," kata Erwin menjelaskan.