TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ekonomi Diprediksi Minus 2 Persen, Tes COVID Disebut Kunci Pemulihan

Kuartal 4 juga berpotensi minus bila COVID-19 tak tertangani

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi turun. (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Ekonom Faisal Basri memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III akan terkontraksi 2 persen. Bila benar demikian, Indonesia resmi mengalami resesi. Pada kuartal II lalu, pertumbuhan ekonomi sudah terkontraksi 5,32 persen.

"Pertanyaannya, kita resesinya cepat atau lama? Bagaimana dengan Oktober, November, dan Desember? Tentu harapannya itu sudah positif, tetapi tampaknya karena pengendalian virusnya belum jelas gitu maka Desember akan minus. Sepanjang tahun ini saya perkirakan minus antara 2-3 persen," ungkap Faisal dalam wawancara khusus bersama IDN Times, Selasa (15/9/2020).

Baca Juga: Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Bisa Minus 2,1 Persen 

1. Tes dan contact tracing jadi kunci pemulihan ekonomi

Ilustrasi tes usap atau swab test. IDN Times/Bagus F

Kendati demikian, kata Faisal, pemerintah masih bisa berbenah walaupun terlambat sekali. Menurut dia, ekonomi akan pulih apabila testing dan kontak tracing COVID-19 dibenahi. Selain itu, fasilitas penunjang untuk isolasi juga disiapkan dengan baik.

"Karena active case-nya naik terus, dengan begitu kita bisa menekan angka kematian, karena ini jumlah pasiennya makin banyak, faskesnya makin terbatas. Jadi tidak bisa semudah itu gelanggang olahraga dijadikan rumah sakit darurat, susah, repot deh. Maksimum yang bisa dilakukan di hotel-hotel itu, di mes-mes pemerintah," ujarnya.

2. Jangan terlalu mengandalkan vaksin COVID-19

Ilustrasi vaksin COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Apabila tes dan tracing COVID-19 berjalan dengan baik, menurut Faisal, ekonomi pada 2021 akan tumbuh positif. Namun, dia juga mengimbau agar pemerintah tidak terlalu mengandalkan vaksin untuk penanganan COVID-19.

"Karena cukup banyak pengembangan vaksin ini yang gagal. Oxford baru-baru ini gagal, kemudian di Amerika juga ada yang gagal karena unexpected research, hasil yang tidak diharapkan itu yang diuji coba tidak efektif atau menimbulkan dampak gejala yang buruk. Jadi pengembangan vaksin ini kita jangan diutamakan sekali," kata dia.

Baca Juga: Faisal Basri: Selama Virus Gak Terkendali, Ekonomi Mustahil Bangkit 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya