Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Banyuwangi, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno mendorong PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) untuk meningkatkan produksi kopi Arabika. Alasannya, kopi Arabika milik PTPN diminati pasar luar negeri.
Hal ini disampaikan Menteri Rini usai mengunjungi perkebunan kopi Kalisat Jampit milik PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) di Banyuwangi, Jawa Timur.
1. Kopi Arabika PTPN XII belum jadi fokus perseroan
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Rini melihat proses produksi kopi Arabika. Mulai dari pemilihan biji kopi oleh petani hingga proses pengeringan biji kopi dan siap diekspor. Menurutnya, kualitas kopi Arabika milik PTPN XII ini sangat bagus. Namun, belum menjadi fokus bisnis perseroan.
“Ini yang saya tekankan ke PTPN XII bisa mengonsentrasikan tanaman kopi ini. Karena kopi ini diminati secara internasional. Harganya jauh lebih bagus dibandingkan produksi kopi di PTPN yang lain,” ujar Rini.
2. Kopi Arabika Banyuwangi sudah merambah pasar internasional
Rini mengatakan proses pemupukan dalam tanaman kopi ini harus dijaga dengan baik. Sehingga, produksi kopi Arabika semakin meningkat dan bisa diekspor ke pasar luar negeri. Untuk saat ini, kopi Arabika milik PTPN XII sudah diminati pasar Amerika Serikat, Eropa dan Arab Saudi.
Kebun Kalisat Jampit mampu memproduksi 1.000 ton Kopi Arabika per tahun. Diproduksi dengan pengelolaan budidaya dan diolah secara wash & wet process serta jaminan kualitas Utz Certified, menjadikan Java coffee ini sebagai Specialty Arabica Coffee yang telah terdaftar di Amerika dan dikenal dengan Java Coffee Jampit, Java Coffee Blawan, Java Coffee Kayumas, dan Java Coffee Pancoer.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
3. Kualitas kopi harus ditingkatkan
Menteri Rini pun meminta manajemen PTPN XII untuk memfokuskan produksi kopi dan meningkatkan kualitasnya. Sehingga, kopi asal Indonesia bisa menjadi primadona di pasar internasional.
Selain itu, Rini mendorong agar manajemen turut menyejahterakan para petani kopi. Sebab, para petani kopi memiliki kemampuan untuk memilih biji kopi dengan kualits terbaik.
“Itu satu hal yang harus dihargai. Karena memilih kopi yang tepat menjadikan harga yang kompetitif,” jelasnya.