Pascapilpres, Kebijakan Moneter BI Perlu Ditinjau Ulang
Akan berdampak pada kinerja investasi hingga mikro
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Peneliti INDEF M Rizal Taufikurrahman mengatakan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) pasca-Pilpres 2019 perlu ditinjau ulang. BI mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6,00 persen.
"BI tetap bertahan di suku bunga sebesar 6 persen, suku bunga deposit facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga lending facility 6,75 persen. Keputusan tersebut perlu dilihat lagi dampaknya terhadap kinerja ekonomi," ungkapnya.
1. Kebijakan moneter akan berdampak pada kinerja investasi hingga mikro
Menurut Rizal, kebijakan moneter akan berdampak pada kinerja investasi, kinerja industri, UKM dan mikro. Dia menyebut, BI tampak mengejar stabilitas pasar uang tanpa melihat efisiensi produksi dan kinerja sektor riil.
"Seharusnya BI mempertimbangkan dampak ke sektor riil yang notabene akan mendorong produktivtas industri yang sudah tentu memberikan nilai tambah terhadap GDP nasional. Apalagi target GDP tahun ini 5,3 persen. Artinya, didorong dari sektor riil," kata Rizal.
Baca Juga: Jika Suku Bunga BI Terlalu Tinggi, Apa Dampaknya?
Baca Juga: Gubernur Bank Indonesia: Perekonomian 2019 Tumbuh Cepat Dibanding 2018