TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pertemuan Jokowi-Prabowo Berdampak Positif, INDEF: PR Belum Selesai

Pekerjaan rumah harus dituntaskan pada periode kedua

Rekonsiliasi Jokowi-Prabowo pasca-Pilpres 2019. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Jakarta, IDN Times - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didik J Rachbini mengatakan pertemuan Joko 'Jokowi' Widodo dan Prabowo Subianto beberapa waktu lalu berdampak positif terhadap perekonomian.

"Dengan segala kelemahannya demokrasi menjadi lebih matang, sehat dan dampaknya terhadap ekonomi juga akan positif, terutama kepastian dunia usaha," ujar Didik.

Menurut Didik, demokrasi adalah konstitutional game. Jika permainan sudah selesai, pelakunya kembali seperti biasa.

"Pemimpin yang baik membawa bangsa ini bersatu, NKRI kuat dan bukan sebaliknya karena pemilu menjadi pecah, bermusuhan, saling merusak," ungkapnya.

Baca Juga: Bertemu Jokowi di MRT, Begini Reaksi Kecewa Pendukung Prabowo 

1. Banyak pekerjaan rumah yang belum tuntas

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Didik mengatakan, momentum rekonsiliasi adalah landasan penting. Namun, tidak berarti masalah lalu selesai. Sebab, banyak pekerjaan rumah belum selesai pada periode pertama.

"Dari banyak sasaran yang ada di dalam RPJMN hanya satu yang berhasil dicapai, yakni kebijakan pengendalian inflasi berhasil baik," kata Didik.

2. Tim ekonomi dinilai tidak solid

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Menurut Didik, banyak program lain gagal dicapai lantaran beberapa faktor. Di antaranya tim ekonomi yang tidak solid, tidak berhasil meluncurkan dan menjalankan kebijakan yang memadai. Oleh sebab itu, kinerja tim ekonomi di masa datang sangat tergantung pada team work dan kepemimpinan ekonomi yang akan dijalankan.

"Jika tim kerja dipilih berdasarkan dagang sapi saja dengan mengabaikan kemampuan, kinerja ekonomi ke depan bisa dipastikan sama dengan 4 tahun terakhir ini," ungkapnya.

3. Pertemuan Jokowi-Prabowo berdampak pada ekonomi

(Prabowo beri hormat kepada Presiden terpilih Joko Widodo) Istimewa

Namun demikian, secara ekonomi politik pertemuan Jokowi-Prabowo yang bersifat informal bermakna besar sebagai suatu rekonsiliasi politik. Hal itu berdampak terhadap ekonomi, kebijakan ekonomi dan masa depan ekonomi Indonesia.

"Secara ekonomi politik, proses pemilu yang membelah dua bangsa ini mulai cair ketika Prabowo dengan legowo bertemu rivalnya, Jokowi. Pemimpin harus mempertimbangkan kepentingan nasional. Jika pemimpin pecah, kepentingan nasional terancam," ungkapnya.

Baca Juga: Jokowi Banyak Visi Bidang Ekonomi di Periode Kedua, Ini Penjelasannya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya