TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Profil Bio Farma, BUMN Farmasi yang Tangani Proyek Vaksin COVID-19 

Hari ini HUT Bio Farma lho, umur Bio Farma sudah 126 tahun!

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) didampingi Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan Bio Farma Sri Harsi Teteki (kedua kiri) dan Rektor Unpad Rina Indiastuti (ketiga kanan) meninjau Mobile Laboratorium Bio Safety Level (BSL) 3 di gedung RSP Fakultas Kedokteran Unpad, Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/6/2020). Bio Farma menyerahkan peminjaman Mobile Laboratorium BSL 3 pertama di Indonesia kepada Universitas Padjadjaran yang dapat digunakan untuk pemeriksaan Swab Test melalui RT-PCR pasien COVID-19. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/pras

Jakarta, IDN Times - Sejak pandemik COVID-19 melanda Indonesia, PT Bio Farma menjadi salah satu tumpuan harapan. Bersama banyak lembaga lainnya, perusahaan BUMN itu dipercaya untuk menghasilkan vaksin COVID-19.

Terbaru, uji klinis tahap ketiga vaksin sinovac akan dilakukan mulai Agustus 2020. Sebanyak 2.400 vaksin telah didatangkan ke Indonesia. Vaksin itu akan diujicobakan ke 1.620 sukarelawan, sisanya untuk keperluan uji klinis.

"Ada 2.400 vial. Satu vial atau dosis itu untuk satu orang, akan diujikan untuk 1.620 (sukarelawan)," kata Corporate Secretary PT Bio Farma Bambang Heriyanto dalam diskusi virtual Crosscheck, Minggu (26/7/2020).

Lantas, bagaimana perjalanan Bio Farma sejak pertama kali berdiri? Berikut hasil penelusuran IDN Times dari berbagai sumber.

Baca Juga: Bio Farma Siap Produksi 250 Juta Dosis Vaksin COVID-19, Semoga Lancar

1. Bio Farma dikenal dengan nama Parc Vaccinogene

Mobile lab Bio Farma (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Didirikan pada 6 Agustus 1890, Bio Farma merupakan BUMN produsen vaksin dan antisera. Dulu, Bio Farma dikenal dengan nama  Parc Vaccinogene atau Landskoepok Inrichting. Pada 1895, nama perusahaan ini berubah menjadi Parc Vaccinogen Instituut Pasteur.

Pada 1923, perusahaan itu menempati Jalan Pasteur Nomor, 28 Bandung. Tak lama kemudian, namanya kembali berubah menjadi Landskoepok Inrichting en Instituut Pasteur dan tahun 1924-1942 dipimpin oleh L Otten.

2. Nama perusahaan berubah beberapa kali saat dikuasai Belanda dan Jepang

Logo Biofarma (Website/biofarma.co.id/)

Saat Indonesia dikuasai Jepang pada 1942, nama perusahaan diubah lagi menjadi Bandung Boeki Kenkyushoo. Kegiatannya dipusatkan di Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur Bandung yang dipimpin Kikuo Kurauchi.

Pada 1946, seluruh kegiatan perusahaan berpindah ke Klaten, Jawa Tengah selama Bandung diduduki Belanda. Bandung Boeki Kenkyushoo kembali berganti nama menjadi Landskoepok Inrichting en Instituut Pasteur. Pada periode ini lembaga dipimpin oleh R. M. Sardjito (1945-1946). Dia merupakan orang Indonesia pertama yang memimpin lembaga ini.
Pada 1955, seiring dengan terjadinya nasionalisasi berbagai perusahaan milik pemerintah Belanda, pemerintah Indonesia mengubah Landskoepok Inrichting en Instituut Pasteur menjadi Perusahaan Negara Pasteur.

Baca Juga: Ini Alasan Sinovac Tunjuk Bio Farma untuk Uji Vaksin COVID-19

3. Nama Bio Farma diresmikan pada 1961

Bio Farma ( ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Pada 1961, nama perusahaan Negara Pasteur berubah lagi menjadi Bio Farma. Hal itu berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 80 tahun 1961 (Lembaran Negara Tahun 1961 No.101). Setelah melalui penelitian dan penilaian, bentuk badan usaha Bio Farma resmi menjadi Perusahaan Umum Bio Farma dengan Peraturan Pemerintah RI No. 26 tahun 1978. Pada periode itu Prof. Dr. Konosuke Fukai telah mengawali upaya transfer teknologi produksi Vaksin Polio dan Campak.

Setelah hampir dua puluh tahun berstatus sebagai Perum, melalui Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1997 perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang selanjutnya dikenal dengan PT. Bio Farma (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia.

Pada 2020, perusahaan ini ditunjuk oleh pemerintah untuk menjadi induk holding BUMN farmasi, melalui pengalihan saham Kimia Farma dan Indofarma yang dipegang oleh pemerintah ke Bio Farma.

4. Kapasitas produksi Bio Farma lebih dari 3,2 miliar dosis per tahun

instagram.com/museum.biofarma

Selama 126 tahun pendiriannya, Bio Farma telah berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa, baik yang berada di Indonesia maupun mancanegara. Lebih dari 130 negara telah menggunakan produk Bio Farma, terutama negara-negara berkembang.

Sebanyak 50 di antaranya adalah negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Produksi Vaksin Bio Farma telah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan mendapatkan pra kualifiasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Dengan kapasitas produksi lebih dari 3,2 Miliar dosis per tahun, Bio Farma telah memenuhi kebutuhan vaksin Nasional dan kebutuhan vaksin dunia melalui WHO dan UNICEF. Dengan filosofi Dedicated to Improve Quality of Life, Bio Farma berperan aktif meningkatkan ketersediaan dan kemandirian produksi vaksin di negara-negara berkembang dan negara-negara Islam untuk menjaga keamanan kesehatan global (Global Health Security).

Baca Juga: Uji Klinis Vaksin COVID-19 Bikin Saham Bio Farma Melonjak 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya