TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kemenparekraf Targetkan 1,5 Juta Kunjungan Wisman China pada 2024

Jumlah ini naik lebih dari 2 kali lipat dari realisasi 2023

Wisatawan. (Pixabay)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menargetkan kunjungan 1 juta hingga 1,5 juta wisatawan China pada tahun ini. Kehadiran mereka dinilai mampu memberikan pemerataan pariwisata di tanah air.

Kunjungan wisatawan China ke Indonesia menempati posisi keempat, di bawah Australia dan India. Namun hal itu karena mereka belum semuanya melakukan wisata ke luar negeri.

Baca Juga: Sandiaga Uno Targetkan 14,3 Juta Wisman Melancong ke Indonesia

1. Target kunjungan wisatawan China dinaikkan

Wisatawan menuju Gili Trawangan dari Pelabuhan Bangsal Lombok Utara. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Kemenparekraf pada tahun lalu menargetkan wisman China sebanyak 361.000, namun realisasinya meningkat dua kali lipat. Karena itu, tahun ini targetnya dinaikan dua kali lipat dari realisasi tahun lalu.

"Tahun lalu kita target 361 ribu wisman China, tercapai 707 ribu. Tahun ini dinaikkan targetnya menjadi 1 juta-1,5 juta, ini akan dibawa oleh 13 penerbangan dengan sejauh ini kapasitas kursi kita hitung sampai 1,1 juta," kata dia di Badung, Bali, dikutip dari Antara, Minggu (21/1/2024).

Baca Juga: Wisman ke Bali Akan Dipungut Biaya Perlindungan Kebudayaan

2. Alasan pemerataan

Ilustrasi orang menyelam di dalam lautan (pexels.com/@pixabay)

Adapun alasan pemerataan karena Kemenparekraf melihat ada pola baru berwisata warga China, di mana 65 persen merupakan anak muda. Wisatawan muda cenderung memiliki durasi berwisata lebih panjang.

Mereka juga menyukai kegiatan petualangan, alam, dan budaya. Untuk itu, Kemenparekraf mempromosikan desa wisata, homestay, dan beberapa destinasi yang kembali ke komunitas di desa-desa pada tahun ini ke wisatan China.

"Seperti di Yogyakarta bikin cokelat dan mandikan kerbau, pengalaman itu yang kami dorong untuk mereka rasakan," ucap Wisnu.

Dia menjelaskan, karakter baru itu terlihat berkat bantuan internet. Para wisman China terlihat lebih betah mendatangi objek pendakian, petualangan di alam, dan menyelam.

Adapun objek-objek tersebut tersebar tak hanya di Bali. Mereka juga datang tidak hanya saat musim liburan pertengahan dan akhir tahun, tapi juga empat musim.

"Kebetulan China ini punya empat kali waktu liburan selama setahun dan itu seperti Chinese New Year itu adalah musim sepi Februari-Maret dan September-Oktober, itu kita dorong,” tuturnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya