TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pendapatan Bersih: Pengertian, Fungsi, dan Cara Hitungnya

Pahami pula bedanya dengan pendapatan bersih

ilustrasi grafis (pexels.com/Lukas)

Pendapatan bersih merupakan pendapatan perusahaan yang telah dikurangi biaya operasional, bunga, harga penjualan, pajak penghasilan dan penyusutan. Pendapatan bersih menjadi angka yang berguna bagi investor untuk menilai seberapa besar pendapatan yang melebihi biaya organisasi.

Pebisnis atau pemilik usaha perlu mengetahui konsep pendapatan bersih dan cara menghitungnya. Hal tersebut penting untuk melacak sejauh mana bisnis atau usaha telah berkembang. Yuk, simak artikel ini sampai habis!

Baca Juga: Induk Perusahaan: Pengertian dan Anak Perusahaan

1. Pengertian pendapatan bersih

Ilustrasi mengatur keuangan generasi sandwich (Pexels.com)

Menurut Otoritas Jaksa Keuangan (OJK), pendapatan bersih atau net income atau laba bersih merupakan selisih positif dari total pendapatan dengan total biaya dalam satu periode, setelah dikurangi taksiran pajak pendapatan. Baik total pendapatan dan total biaya sama-sama mencakup biaya operasional dan biaya nonoperasional.

Pendapatan ini dihitung sebagai sisa dari semua keuntungan dan pendapatan dari pengeluaran dan kerugian untuk suatu periode. Pendapatan bersih tercantum pada laporan laba rugi perusahaan dan merupakan salah satu indikator profitabilitas perusahaan. Pendapatan bersih dapat disimpan dalam akun laba ditahan atau didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.

Baca Juga: Pendapatan Nasional: Pengertian, Konsep, Faktor, dan Cara Menghitung

2. Fungsi pendapatan rersih

Ilustrasi diskon (unsplash.com/belart84)

Mengetahui nilai pendapatan bersih sangat penting untuk perusahaan. Itu diperlukan untuk mengetahui seberapa efektif penjualan perusahaan.

Pembelian tunjangan maupun retur pengembalian merupakan bagian dari biaya perusahaan. Apabila keduanya memiliki jumlah yang lebih sedikit, maka berarti lebih banyak pendapatan yang masuk ke kas perusahaan.

Angka pendapatan bersih turut mempengaruhi penentuan diskon apa yang efektif untuk meningkatkan penjualan. Perusahaan bisa membandingkan antara pendapatan bruto dengan neto untuk melihat apakah harus melakukan penyesuaian terhadap diskon yang ditawarkan.

Di sisi lain, pendapatan bersih juga digunakan untuk berinvestasi dalam proyek, produk baru, maupun mendistribusikannya kepada investor.

3. Faktor biaya yang mempengaruhi pendapatan bersih

Pexels.com/Karolina Grabowska

Pendapatan bersih meliputi biaya tetap dan biaya variabel, di mana keduanya memiliki perbedaan sebagai berikut.

Biaya tetap
Biaya tetap lebih stabil dan tidak berubah secara signifikan dari waktu ke waktu. Biaya ini meliputi seperti pengeluaran kantor, upah atau gaji untuk karyawan yang tidak terlibat dalam pembuatan produk, dan pajak.

Biaya pemasaran, biaya tunjangan karyawan, dan uang sewa juga termasuk ke dalam biaya tetap di mana perlu diperhatikan juga.

Biaya variabel
Biaya variabel sering dikenal sebagai harga pokok penjualan. Biaya ini bisa berubah sesuai jumlah produk yang dijual dan dikeluarkan sebagai akibat langsung dari pembuatan atau perolehan produk. 

Misalnya, mulai dari awal produksi yang mencakup kemasan, pengiriman, mesin pembuatan produk, serta upah atau gaji untuk orang yang membuat produk. Penyusutan peralatan juga sebagai biaya variabel yang dipakai untuk membuat produk.

Dengan kata lain, biaya variabel ini adalah seberapa banyak perusahaan membayar untuk membeli produk yang dijual.

4. Perbedaan pendapatan bersih dan pendapatan kotor

pixabay.com

Selain pendapatan bersih, ada pula pendapatan kotor yang perlu dicatat dalam pembukuan laporan keuangan. Meski sama-sama pendapatan, keduanya memiliki perbedaan besar, yaitu:

Pendapatan bersih

  • Mengacu pada penghasilan setelah dikurangi.
  • Meliputi uang tunai.
  • Biaya pengurang dalam pendapatan bersih meliputi bunga, pajak penghasilan atau pajak karyawan, biaya tidak terduga, serta penyusutan aset.

Pendapatan kotor

  • Mengacu pada penghasilan total atau sebelum dikurangi pajak pendapatan.
  • Tidak hanya meliputi uang tunai melainkan juga properti dan jasa.
  • Biaya pengurang dalam pendapatan kotor seperti biaya karyawan, biaya bahan baku, sewa, biaya perbaikan alat, biaya pengiriman, pembelian alat, dan utilitas produksi.

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Diingat saat Pendapatan Meningkat, Stay Calm!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya