TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Incar Investasi AS, Luhut Pamerkan Industri Indonesia ke Blinken

Apa saja yang dipamerkan Luhut saat bertemu Antony Blinken?

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator BIdang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken. Pertemuan itu dilakukan di Jakarta pada Selasa, 14 Desember 2021 kemarin.

Dalam pertemuan itu, Luhut menyawarkan investasi kepada Amerika Serikat.

"Salah satu yang ditawarkan adalah investasi pada proyek pelabuhan yang ramah lingkungan,” ujar Luhut dalam keterangannya, Rabu (15/12/2021).

Baca Juga: Profil Antony Blinken, Menlu AS yang Jadi Tangan Kanan Biden

Baca Juga: Menlu RI dan AS Bertemu di Jakarta, Ini yang Dibahas

1. Luhut banggakan keberhasilan industri di masa Presiden Jokowi

Menteri koordinator bidang kemaritiman dan investasi, Luhut Pandjaitan (www.instagram.com/@luhut.pandjaitan)

Kepada Menlu AS, Luhut membanggakan pesatnya perkembangan industri di Indonesia dalam tujuh tahun terakhir. Artinya, tujuh tahun itu merupakan masa kepemimpinan Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

Dia kemudian mencontohkan Green Industrial Park di Kalimantan Utara. Menurut Luhut, itu merupakan kawasan industri hijau terbesar di Indonesia.

“Industri hilir migas di Indonesia saat ini telah fokus pada produksi stainless steel dengan target selanjutnya merupakan komponen baterai,” katanya.

Baca Juga: Bertemu Menlu AS, Ini Harapan Presiden Jokowi

2. Kerja sama industri Indonesia tak bergantung pada satu negara

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Luhut kemudian menjelaskan mengenai kemajuan industri nikel di Indonesia dalam tujuh tahun. Dia mengatakan, kerja sama industri Indonesia tidak bergantung pada negara lain.

“Kami tidak bergantung pada satu negara saja. Sebagai contoh, kami sudah melakukan pembahasan kerja sama dengan Inggris untuk produksi komponen Katoda pada baterai,” ucapnya.

Pensiunan Jenderal TNI bintang empat ini berharap Amerika Serikat membangun industri panel surya di Indonesia. Menurutnya, industri itu dibangun sebagai sumber energi berkelanjutan.

“Indonesia memiliki komitmen yang besar untuk menahan laju perubahan iklim. Kami juga memiliki potensi yang besar terhadap carbon pricing (harga karbon). Saya rasa dalam 5 tahun terakhir, usaha kami meningkatkan carbon pricing adalah yang terbaik,” ujarnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya