TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Abaikan COVID-19 Global, Rupiah Menguat Jadi Rp14.530 di Penutupan

Rupiah diprediksi menguat lagi besok

Ilustrasi Dollar Dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup menguat pada perdagangan Kamis (22/4/2021). Mengutip data Bloomberg, rupiah menguat 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp14.520 terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan sebelumnya rupiah ditutup di level Rp14.530.

Baca Juga: Dogecoin VS Bitcoin, Mana yang Lebih Baik untuk Investasi?

1. Faktor eksternal pengaruhi penguatan rupiah

Ilustrasi Uang (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah dipengaruhi sentimen dalam dan luar negeri. Di mana dari eksternal, kasus infeksi COVID-19 global yang meningkat, utamanya di India, telah melemahkan nilai dolar. Hal itu telah memperburuk prospek pemulihan global yang cepat.

Di sisi lain, angka imbal hasil (yield) Treasury jatuh, mengurangi daya tarik imbal hasil mata uang.

“Yield Treasury 10-tahun terakhir terlihat sekitar 1,56 persen, tidak jauh dari level terendah sejak pertengahan Maret, karena terus berkonsolidasi setelah mundur dari level tertinggi 14-bulan di 1,78 persen yang dicapai pada akhir bulan lalu. Pasar tampaknya telah berubah pikiran tentang pengetatan awal kebijakan moneter AS,” jelasnya.

Selain itu, investor juga mulai menaruh fokus pada pertemuan pengaturan kebijakan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis, menjelang pertemuan The Federal Reserve dan Bank Jepang minggu depan.

Baca Juga: Skema Ponzi, Investasi Bodong yang Rugikan Banyak Investor

2. Faktor internal

Ilustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan penguatan rupiah dipicu oleh keadaan pandemik COVID-19 Indonesia yang tidak begitu buruk jika dibandingkan dengan sejumlah negara lain. Di mana rata-rata penambahan kasus baru selama tujuh hari terakhir saat ini berada di angka 5,3 ribu saja atau turun hampir setengah dari rata-rata penambahan kasus pada Februari silam yang berada di angka 10 ribu.

“Vaksinasi massal juga terus digulirkan dimana data terakhir sudah ada 10,9 juta masyarakat yang sudah divaksinasi paling tidak sekali, angka ini setara dengan 4,1 persen populasi. Sedangkan yang sudah 2 kali disuntik vaksin berada di kisaran 6 juta orang atau 2,2 persen populasi,” jelasnya.

Baca Juga: Ada Angin Segar, Rupiah Dibuka Menguat Pagi Ini

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya