Ada Cacat di Laporan Skandal EODB Bank Dunia
Penulis tinjauan menyarankan sejumlah perombakan pada EODB
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Beberapa minggu sebelum Bank Dunia membatalkan peringkat Ease of Doing Business (EODB) karena adanya masalah dalam laporan, sejumlah penasihat eksternal telah lebih dulu merekomendasikan perombakan pada EODB.
Perombakan itu disarankan dengan tujuan untuk membatasi upaya beberapa negara untuk memanipulasi skor mereka.
Menurut CNBC pada Senin (20/9/2021), saran tersebut dimuat dalam sebuah tinjauan setebal 84 halaman. Tinjauan itu telah diterbitkan di situs web Bank Dunia pada Senin, sekitar tiga minggu setelah diserahkan kepada kepala ekonom Bank Dunia Carmen Reinhart.
Tinjauan yang diterbitkan pada hari Senin itu ditulis oleh kelompok yang dibentuk oleh Bank Dunia pada Desember 2020, setelah serangkaian audit internal mengungkapkan adanya penyimpangan data dalam laporan di China, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Azerbaijan.
Baca Juga: Bos IMF Bantah Tuduhan Pro-China dan Manipulasi Laporan Bank Dunia
1. Kesalahan dalam EODB
Sebelumnya pada Kamis lalu, Bank Dunia mengatakan akan membatalkan seri EODB yang membahas mengenai iklim bisnis negara-negara dunia. Alasannya adalah karena audit internal dan penyelidikan independen menemukan sejumlah pemimpin senior Bank Dunia, termasuk Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) saat ini Kristalina Georgieva, menekan staf untuk mengubah data untuk mendukung China. Itu terjadi ketika Georgieva menjadi CEO Bank Dunia.
Georgieva telah membantah keras temuan itu. Ia mengatakan laporan temuan tidak benar. Pernyataan itu disampaikan Georgieva di saat dewan eksekutif IMF meluncurkan tinjauan resmi tentang masalah tersebut.
“Biarkan saya menjelaskannya secara sederhana kepada Anda. Tidak benar. Baik dalam kasus ini, maupun sebelum atau sesudahnya, saya telah menekan staf untuk memanipulasi data,” kata Georgieva kepada staf IMF dalam pertemuan dengan 2.700 staf IMF pada Jumat.
Baca Juga: Skandal Laporan Bank Dunia, Sandiaga Mau Bikin EODB Pariwisata Sendiri
Baca Juga: World Bank Soroti Kasus Kematian COVID-19 di RI Tertinggi di Dunia