Bukan Utang Menggunung, Ini yang Bikin Christine Lagarde Takut
Christine Lagarde adalah Presiden Bank Sentral Eropa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Pandemik virus corona (COVID-19) telah membuat banyak negara mengambil utang untuk membantu warga dan menopang ekonomi yang terdampak. Hal tersebut pada akhirnya membuat tingkat utang dunia melonjak tajam.
Namun demikian, meningkatnya utang hingga menyentuh rekor bukan menjadi hal yang dikhawatirkan Christine Lagarde. Perempuan yang menjabat sebagai Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) itu justru khawatir akan langkah brutal yang dilakukan negara-negara, utamanya di Uni Eropa (UE), dalam mengurangi stimulusnya.
Menurut Lagarde, menarik bantuan seperti jaminan pekerjaan dan tunjangan pendapatan harus bisa dilakukan tepat waktu, secara bertahap dan dengan hati-hati.
“Itulah momen yang menurut saya paling sulit, paling halus, dan di mana penilaian harus diterapkan," kata Lagarde dalam wawancara dengan CNN International, Kamis (18/2/2021).
Baca Juga: Jerman dan Italia Desak Uni Eropa Tutup Wisata Ski di Eropa
1. Stimulus Eropa
Negara-negara dunia telah mengeluarkan bantuan atau stimulus senilai triliunan dolar selama setahun terakhir untuk meredam pukulan ekonomi yang dibawa oleh pandemik COVID-19. Jumlahnya bahkan merupakan yang tertinggi yang pernah dikeluarkan berbagai bank sentral seperti ECB.
Para pemimpin Eropa juga menyetujui paket pemulihan senilai 1,8 triliun euro atau 2,2 triliun dolar Amerika Serikat (AS), dan anggaran untuk membantu memperkuat ekonomi blok tersebut setelah krisis berlalu.
Tetapi Lagarde menekankan bahwa bahkan ketika ekonomi mulai membaik dan pemulihan berlangsung, politisi tidak boleh menarik dukungan terlalu dini.
“ECB terlibat dalam jangka panjang,” katanya.
Baca Juga: Lagarde Nilai Perekonomian Indonesia Kuat & Berkontribusi Besar
Baca Juga: Dunia Dilanda Gelombang Utang ke-4, Ini Pesan Bank Dunia