TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gelombang 4 COVID-19 Hantui Eropa, Ini Kata Presiden Emirates

Eropa kembali jadi episentrum pandemik

Petugas kebersihan membersihkan pesawat Emirates Airbus A380 dengan cairan desinfektan untuk cegah penyebaran COVID-19, di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 5 Maret 2020. ANTARA FOTO/Emirates Airline/Handout via REUTERS

Jakarta, IDN Times – Presiden Emirates Tim Clark mengatakan dia melihat potensi gelombang keempat pandemik virus corona datang dari Eropa. Hal ini membuat khawatir maskapai penerbangan.

“Kami memiliki segala macam kekhawatiran tentang apa yang mungkin terjadi,” katanya saat berbicara kepada CNBC di Dubai Air Show pada Minggu (14/11/2021).

“Kita harus melihatnya dengan sangat hati-hati, karena jika pasar Eropa, yang sudah mulai dibuka secara besar-besaran mulai bergerak ke arah lain, kita harus menghadapinya. Tapi kami akan menghadapinya ... kami sangat pandai mengatasi masalah, dan kami hanya akan melakukan apa yang harus kami lakukan,” lanjutnya kepada Hadley Gamble dari CNBC.

Baca Juga: Daftar Maskapai Penerbangan yang Beroperasi di Indonesia

1. Eropa kembali jadi episentrum COVID-19

Emirates President, Tim Clark (Twitter.com/emirates)

Awal bulan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa Eropa kembali menjadi episentrum pandemik COVID-19. Ekonomi terbesar di kawasan itu, Jerman, saat ini melaporkan sekitar 50 ribuan kasus virus corona baru setiap hari. Prancis juga melaporkan lonjakan kasus.

Sementara itu Austria diperkirakan akan segera memberlakukan pembatasan penguncian (lockdown) pada jutaan orang yang tidak divaksinasi. Ini dilakukan untuk menahan lonjakan infeksi di negara itu.

Baca Juga: Emirates SkyCargo, Kargo Udara Pertama Mengangkut 50 Juta Dosis Vaksin

2. Dampak pandemik ke dunia penerbangan

Emirates Airline (Twitter.com/emirates)

Pandemik COVID-19 telah memicu pembatasan perjalanan di seluruh dunia, menyebabkan kehancuran di Industri penerbangan. Berbagai maskapai pun berharap bahwa pameran kedirgantaraan Dubai Air Show, bisa menjadi menjadi titik balik bagi industri setelah periode yang menghancurkan tersebut.

Bulan lalu Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengatakan bahwa industri penerbangan global diperkirakan akan merugi hampir 12 miliar dolar AS pada tahun depan.

IATA, yang mewakili hampir 300 maskapai penerbangan yang mengoperasikan lebih dari 80 persen lalu lintas udara dunia, menambahkan bahwa kerugian industri pada tahun 2020 lebih buruk dari perkiraan semula, mencapai 137,7 miliar dolar AS.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya