TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Inflasi Picu Tantangan Besar di Negara Berkembang, Termasuk Kazakhstan

Kazakhstan dilanda demo yang dipicu kenaikan bahan bakar

Pasukan terlihat di bandara internasional Almaty menyusul protes anti-pemerintah yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar, di Almaty, Kazakhstan, Kamis, 6 Januari 2022. (ANTARA FOTO/REUTERS/Pavel Mikheyev/)

Jakarta, IDN Times – Seorang analis risiko ekonomi mengatakan, naiknya harga pangan dan bahan bakar menimbulkan tantangan serius bagi negara-negara berkembang. Ia juga secara khusus membahas kaitannya dengan protes massal yang dipicu oleh kenaikan bahan bakar yang saat ini terjadi di Kazakhstan.

“Banyak negara menghadapi tantangan kenaikan harga pangan dan bahan bakar, khususnya, karena hal itu juga sejalan dengan pembatasan rantai pasokan dan berbagai masalah lainnya,” kata Rachel Ziemba, pendiri Ziemba Insights, sebuah perusahaan riset.

“Tantangannya adalah sejumlah pasar negara berkembang sudah berjuang untuk tumbuh bahkan sebelum pandemik, dan sepanjang itu, Anda melihat pengetatan fiskal dan pengetatan moneter pada saat yang sama,” katanya dalam acara “Squawk Box Asia” CNBC pada Jumat (7/1/2022).

Baca Juga: Kerusuhan di Negara Minyak Kazakhstan karena Harga LPG Naik, 8 Tewas

1. Tantangan Kazakhstan

potret kota Saran, Kazakhstan (aboutkazakhstan.com)

Ziemba mengatakan, pengetatan fiskal dan pengetatan moneter secara bersamaan membuat negara-negara di kawasan itu kesulitan untuk mendistribusikan kekayaan mereka.

Ia juga menyebut, hal itu berlaku untuk produsen energi besar seperti Kazakhstan.

“Bahkan untuk (sebuah) negara seperti Kazakhstan, yang adalah eksportir komodita, mereka benar-benar berjuang untuk mendistribusikan sebagian dari pendapatan itu,” jelas Ziemba.

Baca Juga: Kazakhstan Rusuh, Dubes Fadjroel Sebut 140 WNI dalam Kondisi Aman

2. Kisruh di Kazakhstan

Ilustrasi unjuk rasa (IDN Times/Ilyas Mujib)

Kazakhstan dilanda kerusuhan setelah pemerintah mengumumkan rencana untuk menghapus batas harga pada bahan bakar gas cair, yang digunakan sebagai bahan bakar umum untuk mobil di negara Asia Tengah itu. Langkah itu menyebabkan harga elpiji naik menjadi dua kali lipat.

Meski pemerintah telah menerapkan kembali batas harga dalam upaya untuk menenangkan masyarakat, protes masih berlanjut dan sekarang telah menyuarakan tuntutan yang lebih politis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya