TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Investasi Q1 Pecah Rekor 10 Tahun, Modal Asing dan Dalam Negeri Gaspol

Investasi di luar Jawa lebih tinggi

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (dok. Tangkapan Layar Youtube BKPM TV)

Jakarta, IDN Times – Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia melaporkan bahwa angka investasi mencapai Rp282,4 triliun di kuartal I 2022. Di mana pertumbuhan quarter on quarter (qoq) tercatat meningkat sebesar 16,9 persen, dan secara year on year (yoy) meningkat 28,5 persen.

Menurut Bahlil pertumbuhan realisasi investasi itu merupakan sebuah rekor baru.

“Ini rekor 10 tahun terakhir,” katanya dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan I Tahun 2022, Rabu (27/4/2022).

Baca Juga: Bahlil: Larangan Ekspor Migor Pilihan Terbaik dari yang Terburuk

1. FDI dan PMDN sama-sama tumbuh

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Terkait Penanaman modal asing (FDI), Bahlil menyebut angkanya tercatat sebesar Rp147,2 triliun, dengan porsi 52,1 persen. Untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yakni sebesar Rp135,2 triliun dengan porsi 47,9 persen.

Bahlil mengungkapkan secara kuartalan (qoq) PMA naik 20,5 persen dan 31,8 persen yoy, sedangkan PMDN naik 13,3 persen qoq dan 25,1 persen yoy.

“Ini untuk global, luar negeri, sudah mulai nyaman dan sudah mulai yakin terhadap stabilitas regulasi, stabilitas kebijakan negara dalam mendorong investasi masuk ke Indonesia. Ini buktinya apa? YoY-nya naik 31,8 persen,” ujar Bahlil.

“PMDN-nya juga tumbuh sebesar 13,3 persen di qoq dan yoy itu 25,1 persen. Jadi PMA-nya tumbuh, PMDN-nya juga tumbuh. Jadi ini sama-sama tumbuh,” tambahnya.

Baca Juga: Masih Ada Sisa THR? Ini Rekomendasi Investasi Syariah untuk Dicoba 

2. Investasi di luar Jawa lebih tinggi

Menteri Investasi/Kepala Bahlil Lahadalia rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (22/9/2021) ( ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj)

Dalam hal penyebarannya, Bahlil menyebut investasi di Jawa dan luar Jawa sudah cukup merata. Di mana angka di luar Jawa lebih tinggi dibandingkan di Jawa.

“Di luar Jawa itu 52,7 persen atau setara dengan Rp148,7 triliun. YoY naik 30 persen. Sementara di Jawa itu 47,3 persen,” katanya.

Ia menambahkan bahwa angkanya telah stabil sejak Kuartal III 2020. “Jadi investasi di luar pulau Jawa itu sudah mulai membaik ketimbang di Jawa. Memang ini yang diharapkan oleh Bapak Presiden dalam rangka membangun Indonesia sentris. Tidak hanya membangun Indonesia pada satu wilayah saja,” jelasnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya