TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Investor George Soros: Putin Memeras Eropa, Padahal Pengaruhnya Besar

Eropa merupakan pasar yang sangat penting bagi Rusia

Wikimedia/Niccolò Caranti

Jakarta, IDN Times - Miliarder George Soros menuding Presiden Rusia, Vladimir Putin, sudah memeras Eropa dengan cara mengancam menahan pasokan gas. Namun menurutnya, ancaman Putin itu tidak begitu kuat karena Eropa memiliki pengaruh. Hal itu disampaikan Soros dalam sepucuk surat kepada Perdana Menteri Italia, Mario Draghi, Senin (24/5/2022).

"Itulah yang dia lakukan musim lalu. Dia menempatkan gas dalam penyimpanan daripada memasok gas ke Eropa. Ini menciptakan kekurangan, menaikkan harga, dan memberinya banyak uang. Tetapi, posisi tawarnya tidak sekuat yang dia bayangkan," tulis Soros dalam suratnya, dikutip dari CNBC, Rabu (25/5/2022).

Baca Juga: Inflasi Rusia Tak Terkontrol, Rusia Defisit Anggaran Rp259 Triliun

1. Rusia pangkas pasokan gas

Presiden Rusia Vladimir Putin (ANTARA FOTO/REUTERS/Maxim Zmeyev)

Rusia baru-baru ini menghentikan pasokan gas ke Finlandia dengan alasan negara itu tidak membayarnya dalam rubel. Langkah itu dilakukan setelah Finlandia mengumumkan niatnya untuk bergabung dengan NATO, aliansi pertahanan yang ditentang Putin.

Bulgaria dan Polandia juga sudah tidak lagi menerima pasokan gas Rusia sejak beberapa pekan lalu. Memang, usai melakukan invasi ke Ukraina, Rusia mengumumkan negara-negara yang "tidak bersahabat" harus membayar gas Rusia dalam rubel. Kebijakan ini memungkinkan buat Kremlin menopang nilai mata uang negaranya.

2. Eropa punya pengaruh

Bendera Uni Eropa dan beberapa bendera anggota dari Uni Eropa. (Pixabay.com/Dusan_Cvetanovic)

Namun, Soros menekankan bahwa negara-negara Eropa juga memiliki pengaruh terhadap Putin. Uni Eropa (UE), yang mencakup 27 negara, menerima sekitar 40 persen pasokan gas alamnya dari Rusia, sehingga sulit bagi blok tersebut untuk berhenti membelinya dalam semalam.

Soros menyatakan, UE juga merupakan pasar yang sangat penting bagi Rusia. Jadi, tak terhindarkan kalau Putin membutuhkan pendapatan dari gas untuk mendukung perekonomiannya.

"Diperkirakan, kapasitas penyimpanan Rusia akan penuh pada Juli 2022 mendatang. Eropa adalah satu-satunya pasarnya. Jika dia tidak memasok Eropa, harus menutup sumur di Siberia dari mana gas itu berasal. Ada sekitar 12.000 sumur. Butuh waktu untuk mematikannya dan begitu ditutup, mereka sulit untuk dibuka kembali karena usia peralatan," kata Soros dalam surat itu.

3. Daya tawar Eropa

Para pemimpin UE27 dalam konferensi di Brussels, Belgia. (Sky)

Soros lebih lanjut mengatakan bahwa Eropa perlu melakukan "persiapan mendesak" sebelum menggunakan daya tawarnya.

"Tanpa itu, rasa sakit dari penghentian mendadak secara politis akan sangat sulit untuk ditanggung. Eropa kemudian harus mengenakan pajak yang besar dan kuat pada impor gas sehingga harga ke konsumen tidak turun," katanya.

Leon Izbicki, rekanan di Energy Aspects, juga menyatakan penyimpanan gas Rusia hampir penuh. Tentunya dengan kondisi itu, Rusia harus menyalurkan simpanan gasnya demi mendapatkan pundi-pundi.

Terlebih, Rusia kemungkinan tak memiliki fleksibilitas dalam penyimpanan gas dan sarana buat mengalihkannya dari Eropa ke wilayah lain akibat kurangnya infrastruktur pipa.

"Rusia memasuki musim dingin lalu dengan rekor stok tertinggi, sekitar 72,6 miliar meter kubik, dan menargetkan target penyimpanan bawah tanah yang lebih tinggi untuk musim dingin 2022 sebesar 72,7 miliar meter kubik. Meskipun kami tidak bisa melihat penyimpanan bawah tanah Rusia, tampaknya masuk akal, Rusia dapat mencapai target ini di musim panas nanti," kata Izbicki.

Baca Juga: Putin Permudah Syarat Pindah Warga Negara Rusia bagi Penduduk Ukraina

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya