TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pandemik COVID-19 Bikin yang Kaya Makin Kaya

Lebih dari 5 juta orang menjadi jutawan pada 2020

Ilustrasi pria sukses (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jakarta, IDN Times – Pandemik COVID-19 telah membawa dampak yang cukup parah bagi ekonomi dunia. Di mana banyak negara mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi hingga terjadi resesi.

Di tengah dampak negatif tersebut, sebanyak lebih dari lima juta orang di seluruh dunia justru menjadi jutawan pada 2020.

Penelitian Credit Suisse menunjukkan bahwa pada 2020, ada lebih dari 1 persen orang dewasa di seluruh dunia menjadi jutawan untuk pertama kalinya.

“Jumlah jutawan meningkat 5,2 juta menjadi 56,1 juta (orang) secara global,” menurut penelitian Credit Suisse, mengutip BBC, Rabu (23/6/2021).

Baca Juga: Data Bocor Ungkap Sederet Orang Kaya Dunia Ini Mangkir Pajak 

1. Alasan di balik meningkatnya jumlah jutawan

Unsplash.com/Tierra Mallorca

Laporan menyebut pulihnya pasar saham dan melonjaknya harga rumah membantu meningkatkan kekayaan orang-orang tersebut.

Namun sebelumnya, banyak di antara mereka juga harus merasakan dampak menghancurkan pandemik pada pasar global.

“Kekayaan global tidak hanya stabil dalam menghadapi gejolak seperti itu, tetapi pada kenyataannya meningkat pesat di paruh kedua tahun ini,” kata Anthony Shorrocks, ekonom dan penulis Global Wealth Report.

Baca Juga: 10 Perbedaan Cara Pandang Orang Kaya dan Orang yang Pura-pura Kaya

2. Total kekayaan secara global tumbuh sebesar 7,4 persen

Ilustrasi dolar AS ( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Laporan menyebut bahwa total kekayaan secara global tumbuh sebesar 7,4 persen.

Namun, perbedaan kekayaan antara orang dewasa melebar pada 2020. Bahkan menurut Shorrocks, jika kenaikan harga aset, seperti kenaikan harga rumah, dihapus dari analisis, maka kekayaan rumah tangga global mungkin telah jatuh.

“Dalam kelompok kekayaan yang lebih rendah di mana aset keuangan kurang lazim, kekayaan cenderung tidak bergerak, atau, dalam banyak kasus, mengalami kemunduran,” katanya.

Ia juga menyebut bahwa ada beberapa faktor yang mendasari koreksi dari waktu ke waktu.

“Misalnya, suku bunga akan mulai naik lagi di beberapa titik, dan ini akan mengurangi harga aset,” ujarnya.

Baca Juga: Ungkit Soal Kemiskinan, Megawati: Kalah Sama RRC

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya