Sederet Jurus BI Genjot Ekonomi Syariah dan Pulihkan Ekonomi RI
Ada banyak kebijakan BI untuk dorong pertumbuhan EKSyar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan pemerintah bersama Bank Indonesia telah meluncurkan berbagai kebijakan untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan memajukan perekonomian syariah di tengah pandemik COVID-19.
Salah satu langkah yang dilakukan BI yaitu mengoptimalkan bauran kebijakan atau policy mix yang telah dikeluarkan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Kebijakan itu, katanya, antara lain penurunan suku bunga dari 5 persen di awal tahun 2020 menjadi 3,5 persen, pelonggaran likuiditas, pembelian obligasi pemerintah, relaksasi untuk kredit kendaraan dan properti, dan juga penurunan biaya untuk transfer melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
“Dan khusus untuk kebijakan terkait dengan EKSya (ekonomi dan keuangan syariah) juga ditempuh oleh BI, dan ini menjadi bagian dari bauran kebijakan BI untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional,” katanya dalam Seminar Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, Rabu (21/4/2021).
Baca Juga: Ini Sederet Produk Bank Syariah Indonesia yang Banyak Manfaat
1. Kebijakan terkait ekonomi syariah
Menurut Destry, berbagai kebijakan yang telah dilakukan terkait EKSya yaitu antara lain penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) Syariah, pelonggaran riil syariah, dan penguatan operasi moneter dengan instrumen berbasis syariah.
“Bauran kebijakan yang akomodatif ini, ditempuh untuk mendukung likuiditas perbankan syariah yang pada gilirannya ditujukan untuk mendorong penyaluran pembiayaan syariah,” paparnya.
Lebih lanjut Destry menjelaskan bahwa pengembangan EKSyar BI ini bersifat komprehensif melalui pendekatan ekosistem yang tidak hanya fokus pada sisi keuangan, namun juga pada pengembangan usaha syariah di sektor riil sehingga dapat mendukung akselerasi pertumbuhan dan dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang inklusif.
Baca Juga: Bank Syariah Merger, OJK Berharap Inklusi Keuangan Syariah Meningkat
Baca Juga: Segudang Tantangan Ekonomi Syariah meski Peminatnya Banyak, Apa Saja?