TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Terus Diserang, Australia: Tiongkok Rusak Perjanjian Perdagangan Bebas

Australia sebut Tiongkok diskriminatif

Presiden Tiongkok, Xi Jinping, tiba pada upacara penyerahan medali untuk pejabat tinggi nasional dan asing pada kesempatan peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok di Balai Agung Rakyat di Beijing, Tiongkok, pada 29 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Jakarta, IDN Times - Australia menyebut Tiongkok merusak perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) milik kedua negara karena menerapkan serangkaian tindakan pada barang ekspor Australia.

Padahal, menurut Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham, perjanjian perdagangan bebas mereka (China-Australia Free Trade Agreement/ChAFTA) telah memungkinkan peningkatan akses ke pasar Tiongkok dan melakukan serangkaian pemotongan tarif.

“Namun, pemerintah Australia menjadi semakin prihatin tentang serangkaian tindakan mengganggu dan membatasi perdagangan yang diterapkan oleh pemerintah China pada berbagai barang yang diimpor dari [Australia] dan gangguan ini telah meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir,” katanya, menurut The Guardian, Rabu (9/12/2020).

“Dalam pandangan pemerintah Australia, tindakan pemerintah China yang menargetkan pada barang-barang Australia menimbulkan kekhawatiran tentang kepatuhan China terhadap surat dan semangat Chafta dan kewajibannya [pada Organisasi Perdagangan Dunia],” lanjutnya.

Baca Juga: Australia Buat Aturan Agar Facebook dan Google Bayar Konten Berita

1. Jadi target Tiongkok

Presiden Tiongkok Xi Jinping memberikan suaranya mengenai peraturan keamanan nasional untuk Wilayah Administrasi Khusus Hong Kong pada penutupan sesi Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Balai Agung Rakyat di Beijing, Tiongkok, pada 28 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

Birmingham mengatakan Tiongkok telah menargetkan puluhan barang Australia di tengah ketegangan yang terjadi antar negara.

Tiongkok telah menjatuhkan sanksi atau menghentikan impor barang-barang Australia sejak Mei. Beberapa barang yang terpengaruh termasuk biji-bijian, anggur, dan daging sapi. Selain itu ada juga produk susu, kayu, batu bara, dan kapas.

Baru-baru ini, Tiongkok juga telah menetapkan tarif hingga 200 persen pada anggur Australia karena menganggap Negeri Kanguru melakukan praktik perdagangan ilegal.

Pada Rabu, Birmingham telah mengkonfirmasi bahwa ada produsen daging Australia lainnya yang diblokir oleh Tiongkok, sebagaimana dilaporkan BBC.

Baca Juga: Hubungan Kian Buruk, Tiongkok Stop Impor Produk Kayu Australia

2. Mitra dagang terbesar Australia

Langkah Tiongkok itu membuat khawatir karena negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping itu adalah mitra dagang terbesar Australia.

Tiongkok membeli lebih dari sepertiga ekspor Australia, dan menyumbang 27 persen dari perdagangan dua arah.

Sekitar 40 persen nilai ekspor Australia ke Tiongkok berasal dari bijih besi. Beruntungnya, komoditas bernilai tinggi ini belum terpengaruh oleh ketegangan politik tersebut.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya