Terus Diserang, Australia: Tiongkok Rusak Perjanjian Perdagangan Bebas
Australia sebut Tiongkok diskriminatif
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Australia menyebut Tiongkok merusak perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) milik kedua negara karena menerapkan serangkaian tindakan pada barang ekspor Australia.
Padahal, menurut Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham, perjanjian perdagangan bebas mereka (China-Australia Free Trade Agreement/ChAFTA) telah memungkinkan peningkatan akses ke pasar Tiongkok dan melakukan serangkaian pemotongan tarif.
“Namun, pemerintah Australia menjadi semakin prihatin tentang serangkaian tindakan mengganggu dan membatasi perdagangan yang diterapkan oleh pemerintah China pada berbagai barang yang diimpor dari [Australia] dan gangguan ini telah meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir,” katanya, menurut The Guardian, Rabu (9/12/2020).
“Dalam pandangan pemerintah Australia, tindakan pemerintah China yang menargetkan pada barang-barang Australia menimbulkan kekhawatiran tentang kepatuhan China terhadap surat dan semangat Chafta dan kewajibannya [pada Organisasi Perdagangan Dunia],” lanjutnya.
Baca Juga: Australia Buat Aturan Agar Facebook dan Google Bayar Konten Berita
1. Jadi target Tiongkok
Birmingham mengatakan Tiongkok telah menargetkan puluhan barang Australia di tengah ketegangan yang terjadi antar negara.
Tiongkok telah menjatuhkan sanksi atau menghentikan impor barang-barang Australia sejak Mei. Beberapa barang yang terpengaruh termasuk biji-bijian, anggur, dan daging sapi. Selain itu ada juga produk susu, kayu, batu bara, dan kapas.
Baru-baru ini, Tiongkok juga telah menetapkan tarif hingga 200 persen pada anggur Australia karena menganggap Negeri Kanguru melakukan praktik perdagangan ilegal.
Editor’s picks
Pada Rabu, Birmingham telah mengkonfirmasi bahwa ada produsen daging Australia lainnya yang diblokir oleh Tiongkok, sebagaimana dilaporkan BBC.
Baca Juga: Hubungan Kian Buruk, Tiongkok Stop Impor Produk Kayu Australia