TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Akhir Juni 2021, Realisasi Anggaran PEN Baru Rp237,5 Triliun

Realisasi anggaran PEN baru sebesar 34 persen

Ilustrasi Uang Rupiah (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Jakarta, IDN Times - Tren pemulihan ekonomi selama pandemik COVID-19 masih terus berlanjut hingga akhir kuartal II. Kendati begitu, realisasi anggaran pemulihan ekonomi nasional atau PEN hingga akhir bulan keenam 2021 masih kurang dari 50 persen.

"Realisasi sampai 25 Juni 2021 itu sekitar Rp237,5 triliun atau hampir 34 persen," kata Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, dalam diskusi virtual KPCPEN, Rabu (30/6/2021).

Baca Juga: Tengah Tahun, Realisasi Anggaran PEN Baru Menyentuh 31,4 Persen

1. Realisasi anggaran PEN fokus untuk lima klaster

ilustrasi tenaga kesehatan. ANTARA FOTO/Fauzan

Lebih lanjut, Kunta menyampaikan pemerintah fokus menggunakan anggaran PEN untuk lima klaster utama. Rinciannya yakni kesehatan, perlindungan sosial, dukungan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan koperasi, program prioritas, serta insentif usaha.

"Untuk klaster kesehatan sudah mencapai Rp45,4 triliun atau 26,3 persen. Kemudian klaster perlindungan sosial realisasinya sekitar Rp65,36 triliun atau 44 persen," ujar dia.

Berikutnya, lanjut Kunta, realisasi untuk dukungan UMKM dan koperasi adalah sebesar Rp50,93 triliun atau 26,3 persen, realisasi program prioritas sebesar Rp39,79 triliun atau 31 persen, dan insentif usaha terealisasi 63,5 persen atau Rp36 triliun.

2. Realisasi PEN akhir kuartal II cukup signifikan

IDN Times/Arief Rahmat

Kunta menyampaikan realisasi PEN pada kuartal II tahun ini cukup signifikan, bila dibandingkan dengan tahun lalu. Pada periode yang sama tahun lalu, realisasi PEN baru menyentuh Rp124 triliun.

Hal itu terjadi lantaran kebijakan anggaran PEN baru keluar pada kuartal II 2020 seiring dengan lonjakan kasus COVID-19.

"Tahun ini kita sudah ada PEN sejak kuartal I. Dari kondisi tadi kami sampaikan bahwa pencapaiannya sudah cukup signifikan. Namun, memang tetap ada PR yang mesti kita dorong terus, kita terus melakukan percepatan agar bisa memberikan dampak yang lebih siginfikan bagi daya beli masyarakat dan juga mendukung perekonomian," ucap Kunta.

Baca Juga: PEN 2022 Belum Dianggarkan, Ekonom Minta Program Bansos Dilanjutkan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya