TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Banyak Insiden, Hal Ini Perlu Diwaspadai Pelaku Bisnis EO

Beragam insiden di acara keramaian menimbulkan banyak korban

Seorang staf memberikan seikat bunga mawar kepada JayB di konser JayB Tape: Press Pause World Tour 2022., Sabtu (22/10/2022). (IDN Times/Deti Mega Purnamasari)

Jakarta, IDN Times - Industri penyelenggaraan event saat ini menghadapi tantangan berat. Hal itu tidak terlepas dari banyaknya insiden yang terjadi di sejumlah event baik dalam negeri maupun luar negeri belakangan ini.

Tak ayal jika kemudian penyelenggaraan acara yang melibatkan massa, menjadi sorotan, termasuk kapabilitas dan kesiapan event organizer (EO).

Menanggapi hal tersebut, Manager Program S1 Event Universitas Prasetiya Mulya, Hanesman Alkhair mengatakan, saat ini para pelaku industri event organizer ditantang untuk terus berkreasi menjawab keinginan market yang mulai bangkit pasca-pandemik COVID-19.

"Di sisi lain, mereka juga harus lebih bersikap hati-hati dan teliti dalam menerapkan manajemen massa, terutama untuk penyelenggaraan acara yang melibatkan khalayak dalam jumlah besar," kata Hanesman dalam pernyataan tertulis kepada IDN Times, Jumat (11/11/2022).

Baca Juga: Ada Sinyal Resesi 2023, Ini Tips Menghadapinya bagi Pelaku Bisnis

1. Antusiasme masyarakat terlampau tinggi

Ilustrasi konser. IDN Times/William Utomo

Hanesman pun menilai, salah satu faktor munculnya berbagai kejadian di luar dugaan pada sejumlah perhelatan akhir-akhir ini adalah tingginya antusiasme masyarakat untuk mendatangi acara keramaian.

Hal tersebut merupakan imbas dari dua tahun lebih terkungkung akibat pandemik COVID-19.

"Situasi pandemi telah membentuk kebiasaan manusia baru, yang kemudian membentuk karakteristik massa yang baru pula. Ini tentu harus menjadi perhatian para penyelenggara event," ujar Hanesman.

Baca Juga: Ada Ancaman Resesi Global, Investasi Bisa Tetap Aman?

2. Konsumsi media sosial perlu diperhatikan oleh EO

Ilustrasi konser KPop (allkpop.com)

Hal lain yang tak kalah penting untuk dipahami pelaku industri event adalah pola konsumsi media sosial dan gawai pada masyarakat.

Dari berbagai penelitian oleh para crowd scientist internasional, terlihat bahwa pola penggunaan gawai saat ini telah membentuk massa yang cenderung tidak awas terhadap situasi.

"Semua orang memakai ponsel pintar, tak terkecuali saat mereka mendatangi suatu acara keramaian. Perilaku orang-orang yang terlalu fokus dengan gadget, membuat mereka bisa kurang waspada terhadap situasi sekitar," ucap Hanesman.

3. EO harus melakukan penyesuaian

Ilustrasi Konser(IDN Times/Besse Fadhilah)

Tingginya antusiasme masyarakat untuk mendatangi event ditambah dengan perubahan perilaku masyarakat saat ada di lokasi acara membuat para EO mesti melakukan berbagai penyesuaian.

Hanesman mengatakan, EO harus bisa mengantisipasi dua hal tersebut dengan membuat skenario pengaturan massa yang sesuai standar dan juga detail.

Setidaknya ada dua hal penting dalam manajemen risiko penyelenggaraan acara yang harus jadi prioritas. Kedua hal tersebut adalah antisipasi atas munculnya density alias kepadatan massa dan sudden movement atau pergerakan tiba-tiba dalam kelompok massa.

"Dua hal ini merupakan titik kritis yang bisa membuat sebuah acara menjadi tidak kondusif sehingga perlu diantisipasi oleh seluruh stakeholders acara seperti event organizer, aparat keamanan, dan sebagainya," beber Hanesman.

Baca Juga: Ancaman Resesi 2023, 5 Tips Financial Planning bagi Freelancer  

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya