BEI Jadi Bursa Paling Aktif se-Asia Tenggara
Ada 15 IPO yang terjadi di BEI sepanjang Q3 2021
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pasar bursa Asia Tenggara (ASEAN) menunjukkan stabilitas dari sisi aktivitas penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) sepanjang kuartal-III 2021. Ada kurang lebih 35 IPO dengan dana yang berhasil terkumpul sebesar 3,4 miliar dolar Amerika Serikat (AS) selama periode tersebut di Asia Tenggara.
Data tersebut tercantum dalam laporan "Global IPO Trends: Q3 2021" yang dirilis oleh Ernst & Young (EY) baru-baru ini. Capaian IPO di ASEAN selama kuartal-III 2021 lebih baik dari periode sama tahun lalu yang hanya ada 33 IPO dengan dana terhimpun sebesar 1,1 miliar dolar AS.
Baca Juga: Aktivitas IPO Global Alami Pertumbuhan Sepanjang Q3 2021
Baca Juga: Pandu Sjahrir: IPO Bukalapak Jadi yang Terbesar Sepanjang Sejarah BEI
1. Bursa Efek Indonesia (BEI) jadi bursa paling aktif di ASEAN
Dalam laporannya, EY menyebutkan bahwa BEI menjadi bursa paling aktif di seluruh kawasan ASEAN sepanjang kuartal-III 2021. BEI menjadi tempat 15 transaksi IPO dengan perolehan 1,7 miliar dolar AS.
Pada posisi kedua ada bursa Thailand dengan sembilan IPO sebesar 383 juta dolar AS, ketiga ada bursa Malaysia dengan 7 IPO sebesar 387 juta dolar AS, kemudian di posisi keempat ada Filipina dengan 3 IPO sebesar 925 juta dolar AS, dan terakhir Singapura 1 IPO dengan perhimpunan dana sebesar 6 juta dolar AS.
"Dipimpin oleh Bukalapak yang melantai di Bursa Efek Indonesia, ASEAN mencatatkan kinerja IPO yang stabil di Q3 2021, melanjutkan kinerja yang kuat di paruh pertama (1H 2021). Hal ini memperkuat poin bahwa korporasi ASEAN, khususnya perusahaan teknologi, terus mendorong pertumbuhan dan mencari modal untuk mendanai aspirasi mereka," ujar EY Singapore Managing Partner and Asean IPO Leader, Max Loh, dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Selasa (12/10/2021).
Max menambahkan, Bursa ASEAN tengah menjalani reformasi regulasi untuk menarik dan mengakomodasi perusahaan lokal mereka di bursa domestik. Misalnya Singapura yang mulai memperkenalkan pedoman untuk listing SPAC bersama dengan berbagai inisiatif pendanaan dan dukungan lainnya untuk meningkatkan pasar listing.
Max meyakini hal tersebut akan menarik lebih banyak perusahaan-perusahaan unicorn dan pemain teknologi lainnya untuk listing secara lokal.
Baca Juga: Belajar dari Singapura-Hong Kong, BEI Gak Mau Kehilangan IPO Unicorn