TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Citi Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp869 Miliar di Triwulan-III 2021

Lebih rendah dibandingkan triwulan-III 2020

CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi (Dok Citi Indonesia)

Jakarta, IDN Times - Citibank Indonesia (Citi Indonesia) mencatatakan laba bersih sebesar Rp869 miliar pada triwulan-III 2021. Capaian tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Penurunan laba bersih Citi Indonesia pada triwulan-III 2021 utamanya disebabkan oleh menurunnnya pendapatan dari transaksi perdagangan dan pendapatan bunga bersih.

Kendati demikian, laba bersih tersebut justru lebih tinggi dibandingkan kuartal-II 2021. Hal ini terlihat dari pencatatan laba bersih mandiri selama kuartal ketiga 2021 yang mencapai Rp408 miliar atau lebih tinggi Rp543 miliar dibandingkan dengan pencatatan di kuartal kedua. Hal tersebut tercapai berkat pencadangan kredit yang lebih rendah.

"Pembukuan laba bersih itu ditopang oleh biaya credit impairment Citi Indonesia yang tetap stabil dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan cadangan credit impairment di lini Institutional Banking yang berasal dari satu klien korporasi dan berhasil di-offset oleh penurunan cadangan credit impairment di lini Consumer Banking," kata CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi, dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Minggu (28/11/2021).

Baca Juga: BCA Bukukan Laba Bersih Rp23,2 Triliun pada Kuartal-III 2021

Baca Juga: BSI Raup Laba Bersih Rp1,48 Triliun di Semester-I 2021

1. NPL Citi Indonesia meningkat tipis

Ilustrasi Bank. (IDN Times/Aditya Pratama)

Di sisi lain, Citi Indonesia mencatatkan peningkatan rasio gross Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah dari 2,8 persen tahun lalu menjadi 3,3 persen pada kuartal-III 2021.

Batara menjelaskan, hal itu terjadi akibat kualitas kredit dari salah satu klien korporasi.

"Kami yakin bahwa kualitas portofolio kredit tetap dalam kondisi baik karena penerapan asas kehati-hatian dalam manajemen resiko untuk mengatasi dampak dari pandemik. Selain itu, perusahaan juga terus memastikan kecukupan pencadangan kerugian kredit, di mana Citi Indonesia menjaga rasio Net NPL tetap rendah, yaitu sebesar 0,9 persen," ucap dia.

Dari sisi likuiditas, Citi Indonesia mencatatkan performa yang baik dengan Lending to Deposit Ratio atau LDR sebesar 62,5 persen. Selain itu, Citi Indonesia juga memiliki modal yang kokoh dengan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 26,7 persen, meningkat dari 26,5 persen dari periode yang sama tahun lalu.

2. Citi Indonesia catat pertumbuhan pendapatan di beberapa sektor

Ilustrasi pertumbuhan - (IDN Times/Arief Rahmat)

Kemudian, Citi Indonesia juga berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan pada Lini Banking, Capital Markets and Advisory (BCMA) sebesar 14 persen hingga kuartal-III 2021 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

"Hal ini didorong oleh pertumbuhan yang kuat dari setiap segmen. Top Tier Local Corporates and Public Sector Group berkontribusi dalam mendukung berbagai kesepakatan dan transaksi besar, termasuk aksi korporasi, pinjaman sindikasi, dan pasar modal," kata Batara.

Sementara, sambung dia, Financial Institutions Group yang melayani nasabah lembaga keuangan terus memberikan kinerja positif terutama dari bisnis kas manajemen, trade financing/services, nilai tukar, suku bunga, dan kustodian.

Baca Juga: CIMB Niaga Catat Laba Bersih Rp2,1 Triliun di Semester 1 2021

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya