ICAEW: Ekonomi ASEAN Bisa Tembus 5,8 Persen di 2022
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan 5,7 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perekonomian di Asia Tenggara perlahan tapi pasti mulai menunjukkan pemulihan pasca didera pandemik COVID-19 sejak awal 2020 silam. Para ahli dalam ICAEW Economic Insight Forum sepakat pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara pada 2022 ada di kisaran 5,8 persen.
Proyeksi tersebut naik 3,7 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu. Kenaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi sendiri terjadi karena adanya dorongan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai imbas dari pembukaan perbatasan serta pelonggaran peraturan perjalanan.
Namun, hambatan-hambatan eksternal seperti gangguan rantai pasok, lemahnya permintaan dari China, dan dampak dari perang Rusia-Ukraina memiliki pengaruh cukup besar terhadap inflasi dan harga komoditas di Asia Tenggara.
"Tanpa diragukan, faktor eksternal ini akan cukup meredam tetapi tidak akan sampai menghentikan laju pertumbuhan ekonomi karena kami berharap pemulihan di sektor jasa akan terlihat bersamaan dengan adaptasi pola hidup yang menyesuaikan situasi COVID-19," ujar Managing Director International ICAEW, Mark Billington dalam pernyataan resmi kepada IDN Times, Jumat (24/6/2022).
Baca Juga: Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi 2023 Diproyeksikan 5,3-5,9 Persen
Baca Juga: Kinerja Positif Ekspor RI Tunjang Pertumbuhan Ekonomi Mei 2022
1. Pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara tidak merata
Kendati demikian, pemulihan ekonomi di Asia Tenggara diproyeksikan tidak akan berlangsung secara merata.
Sebagian besar negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Vietnam mulai melihat kembalinya tingkat produk domestik bruto (PDB) dengan level setara sebelum terjadinya pandemik COVID-19.
Di sisi lain, Thailand masih belum bisa menunjukkan pemulihan lantaran pertumbuhan ekonominya masih dua persen di bawah tingkat pra-pandemik.
Hal itu disebabkan industri pariwisata Negeri Gajah Putih masih terus berjuang akibat pembatasan perjalanan dan mobilitas.
Baca Juga: IKN Nusantara yang Memacu Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi