TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kerugian GoTo Naik Jadi Rp6,6 Triliun, Apa Penyebabnya?

GoTo juga catatkan pertumbuhan pendapatan

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) resmi IPO di BEI pada Senin (11/4/2022). (dok. GoTo)

Jakarta, IDN Times - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) masih mencatatkan kerugian sepanjang 2021. CEO Grup GoTo, Andre Soelistyo menyampaikan, rugi bersih perseroan mengalami peningkatan pada 2021 yakni sebesar Rp1,96 triliun menjadi Rp6,6 triliun.

"Rugi bersih kami meningkat dari Rp1,96 triliun menjadi Rp6,6 triliun karena laporan keuangan GoTo dan anak perusahaannya disaijikan tanpa Tokopedia. Ini karena penggabungan Gojek dan Tokopedia selesai dilakukan Mei 2021," ucap Andre dalam konferensi pers virtual, Senin (30/5/2022).

Mengutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), rugi diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat mencapai Rp21,39 triliun atau naik dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp14,2 triliun.

Baca Juga: Saham GOTO Sempat Anjlok, Boy Thohir: Naik-Turun Biasa 

Baca Juga: Kementerian BUMN Bantah Telkomsel Rugi Investasi di GOTO

1. Penyebab lain kerugian GoTo

Ilustrasi rugi (IDN Times/Arief Rahmat)

Peningkatan rugi bersih GoTo juga disebabkan oleh lonjakan beban yang terdiri atas beban pokok pendapatan sebesar Rp3,7 triliun dari sebelumnya hanya Rp2,4 triliun. Beban penjualan dan pemasaran juga turut melonjak menjadi Rp8,9 triliun dibanding sebelumnya yang cuma Rp2,5 triliun.

Tak hanya itu, beban umum administrasi juga mengalami peningkatan dari sebelumnya Rp3,9 triliun menjadi Rp7,7 triliun. Pun halnya dengan beban pengembangan produk yang naik menjadi Rp2,4 triliun dari sebelumnya Rp2,03 triliun.

Kemudian, beban penyusutan dan amortisasi juga naik dari Rp1,2 triliun pada 2020 menjadi Rp2,4 triliun tahun lalu. Sementara beban operasional dan pendukung naik menjadi Rp1,5 triliun dari sebelumnya Rp1,3 triliun (2020).

Baca Juga: GoTo IPO, Nilai Kapitalisasi Bursa Catat Rekor Baru Rp9.405 Triliun 

2. GoTo alami pertumbuhan pendapatan

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Di tengah kenaikan beban dan kerugian tersebut, GoTo berhasil mengalami pertumbuhan pendapatan. Selama 2021, pendapatan bruto GoTo tumbuh 45 persen yoy dari sebelumnya Rp11,85 triliun menjadi Rp17,1 triliun.

Adapun pendapatan bersih juga mengalami kenaikan sembilan persen menjadi Rp5,3 triliun dari sebelumnya yang hanya Rp4,82 triliun.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya