TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mau Mulai Bisnis? Pahami Dulu Perbedaan Omzet dan Profit

Omzet dan profit nyatanya memiliki pengertian berbeda

Ilustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Sebuah bisnis dibuat untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan dalam bisnis pun biasanya terbagi menjadi dua jenis, yakni omzet dan profit.

Banyak yang kemudian menganggap bahwa omzet dan profit adalah dua hal yang sama. Namun, pada dasarnya kedua jenis keuntungan tersebut memiliki perbedaan, baik dari segi definisi dan tipe bisnisnya.

Berikut ini perbedaan antara omzet dan profit yang dihimpun IDN Times dari berbagai sumber:

Baca Juga: Kisah Pedagang Nanas Musiman Bertahan dengan Omzet Rp3 Juta per Minggu

1. Pengertian omzet

Ilustrasi Uang Digital. (IDN Times/Aditya Pratama)

Perbedaan pertama dari omzet dan profit dapat diketahui dari definisinya. Secara pengertian, omzet diartikan sebagai jumlah uang yang diperoleh dari hasil penjualan barang atau dagangan tertentu selama suatu masa jual.

Omzet diperoleh ketika pemasukan bisnis kamu belum dikurangi harga pokok penjualan (HPP) dan biaya-biaya seperti listrik, air, gaji, perlengkapan dan lain sebagainya. Secara singkat, omzet dapat dikatakan sebagai laba kotor atau pendapatan kotor yang dihasilkan oleh bisnis atau usaha kamu.

Dalam menghitung omzet, kamu cukup mengalikan harga dan jumlah produk yang kamu jual. Hasil dari pengalian tersebut adalah omzet yang bisnis kamu dapatkan.

Baca Juga: 3 Tips Membangun Bisnis Omzet Ratusan Juta dengan Modal Ratusan Ribu 

2. Pengertian profit

Ilustrasi Insentif. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jika omzet diartikan sebagai laba kotor atau pendapatan kotor, maka profit adalah sebaliknya. Profit merupakan pendapatan bersih dari bisnis kamu yang jumlah uangnya diperoleh setelah dikurangi HPP dan biaya lainnya.

Rumus penghitungan profit pun agak lebih rumit ketimbang omzet. Dalam penghitungan profit, kamu perlu mengurangi hasil penjualan produk kamu dalam satu waktu kemudian dikurangi retur penjualan.

Dari pengurangan itu, kamu akan mendapatkan nominal penjualan bersih yang selanjutnya mesti dikurangi HPP dan hasilnya nanti merupakan laba kotor.

Laba kotor tersebut masih harus dikurangi beban usaha untuk menghasilkan laba sebelum pajak. Kemudian, laba bersih alias profit baru bisa kamu dapatkan ketika laba sebelum pajak sudah kamu kurangi dengan pembayaran pajak.

Baca Juga: Cara Pemasaran Ini Sederhana tapi Efektif Raup Untung, Mau Coba?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya