TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pengusaha Ingin Pilpres 2024 Diundur, Benarkah?

Bahlil bilang pengusaha meminta Pilpres 2024 diundur

Presiden Jokowi hadir di Penganugerahan Predikat Kepatuhan Tinggi 2021 Ombudsman. (youtube.com/Ombudsman RI)

Jakarta, IDN Times - Jagad media sosial diramaikan oleh pernyataan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia yang menyinggung keinginan pengusaha untuk menunda Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Pernyataan itu jelas menimbulkan kontroversi lantaran belum diketahui pengusaha mana yang menyampaikan keinginan tersebut. Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid pun angkat bicara ketika ditanya apakah benar hal tersebut merupakan suara yang disampaikan para pengusaha.

"Kan begini, pengusaha itu banyak ya kan. Jadi kalau bicara itu adalah bicara bahwa pengusaha semua opsi harus dipikirkan, harus dibuka, dan dilihat dulu 'oh ini gimana nih opsi a, opsi b, opsi c bagaimana plus dan minusnya, tapi yang paling utama adalah bagaimana yang terbaik untuk bangsa," tutur Arsjad ketika ditemui di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, Selasa (11/1/2022).

Baca Juga: Relawan Merdeka Berdaulat Dukung Erick Thohir Maju di Pilpres 2024

Baca Juga: Moeldoko: Pernyataan Bahlil soal Penundaan Pemilu Bukan Sikap Jokowi

1. Hal paling penting bagi pengusaha adalah keamanan

Ilustrasi Pengusaha/Wirausahawan (IDN Times/Aditya Pratama)

Alih-alih bicara soal Pilpres 2024, Arsjad menyatakan bahwa hal paling penting bagi pengusaha adalah keamanan yang bisa mereka dapat di dalam negeri.

"Paling penting adalah begini, buat pengusaha adalah memastikan bagaimana pertama itu aman karena kita harus menjaga keadaan keamanan dari sebuah negara," kata dia.

Setelah keamanan, pengusaha menginginkan adanya konsistensi kebiijakan dari penguasa atau pemerintah.

Baca Juga: Menteri Jokowi Sibuk Sosialisasi Menuju Pilpres, Ini Respons Gerindra

2. Konsistensi disamakan Arsjad dengan sebuah bus

Ilustrasi Pebisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Arsjad kemudian mengibaratkan konsistensi tersebut laiknya sikap seorang sopir yang membawa bus. Dalam sebuah bus, sopir biasanya turut membawa kondektur dan para penumpang.

"Yang paling penting mau tujuan ke mana busnya. Setelah kita tahu tujuannya kan kita enak duduk di dalam bus karena jelas rutenya mau ke sana. Nah dari situ baru kita pilih sopir, yang penting sopirnya baiklah aman," kata Arsjad.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya