Penjelasan Anak Buah Erick Thohir Soal Isu Penjualan Bandara Kualanamu
Isu penjualan Bandara Kualanamu hoax
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga membantah adanya penjualan aset Bandara Kualanamu oleh PT Angkasa Pura II (AP II) ke salah satu pengelola bandara terbesar di Asia asal India, GMR Airports.
Alih-alih penjualan aset, AP II justru menjalin kerja sama pengelolaan Bandara Kualanamu bersama dengan GMR Airports.
"Ini adalah kerja sama BOT (Build Operate Transfer). Kerja sama operasional di mana setelah 25 tahun maka dikembalikan lagi ke Angkasa Pura. Jadi tidak ada pengalihan aset dan tidak ada aset yang dijual karena ini adalah operasional pengelolaan Kualanamu sendiri," tutur Arya, dalam keterangannya kepada media, Jumat (26/11/2021).
Baca Juga: Bandara Kualanamu Dijual? Begini Respons Anak Buah Sri Mulyani
Baca Juga: 49 Persen Saham Bandara Kualanamu Dibeli Konsorsium India dan Prancis
1. Keuntungan yang akan didapat Angkasa Pura dari kerja sama dengan GMR Airports
Arya pun mengungkapkan sejumlah keuntungan yang bisa diperoleh Angkasa Pura dari kerja sama dengan GMR Airports tersebut.
Pertama, perusahaan pelat merah tersebut bakal dibayar Rp1,58 triliun oleh GMR Airports. Uang tersebut nantinya bisa digunakan oleh Angkasa Pura untuk keperluan pembangunan bandara-bandara lain yang masuk dalam pengelolaannya.
"Lalu selama BOT 25 tahun, GMR punya kewajiban melakukan investasi pembangunan capex di Kualanamu mencapai Rp56 triliun. Ini hampir 10 kali lipat daripada investasi yang sudah dilakukan di Kualanamu saat ini," kata Arya.
Dengan begitu, sambung Arya, Angkasa Pura bisa menghemat biaya pengembangan dari Kualanamu dan tak perlu repot menggelontorkan uang hingga Rp56 triliun.
Baca Juga: Citilink Ada di Terminal Berapa di Bandara Soekarno-Hatta?