Profil Kuntjoro Pinardi, Sosok Direksi BUMN yang Dituding Pro-HTI ISIS
Kuntjoro mundur setelah lima hari menjabat di direksi PT PAL
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nama Kuntjoro Pinardi ramai diberitakan oleh banyak media massa per hari ini, Senin (26/4/2021). Hal itu tak terlepas dari pengunduran dirinya dari jabatan Direktur Pemeliharaan dan Perbaikan PT PAL (Persero).
Pengunduran diri Kuntjoro terbilang mengejutkan karena dirinya baru saja diangkat menjadi anggota direksi PT PAL oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir lima hari yang lalu atau tepatnya pada 21 April 2021.
Keputusan mundur Kuntjoro didasari banyaknya tudingan yang menyatakan bahwa dia merupakan sosok pendukung paham radikalisme, HTI, dan ISIS lantaran pernah bergabung ke dalam Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat mencalonkan diri menjadi anggota legislatif pada Pemilu 2014 silam.
"Saya tidak ingin keributan ini berlanjut sehingga mengganggu keberlangsungan usaha PT PAL ke depannya. Oleh karena itu, dengan ini saya nyatakan pengunduran diri saya sebagai Direktur Pemeliharaan Dan Perbaikan PT PAL," kata Kuntjoro dalam keterangan tertulisnya.
Namun, siapakah sosok Kuntjoro Pinardi yang disebut-sebut propaham radikalisme, HTI, dan ISIS tersebut? Berikut IDN Times berikan profilnya secara ringkas.
Baca Juga: Tolak Dituding HTI dan ISIS, Mengapa Kuntjoro Pilih Mundur dari BUMN?
Baca Juga: Baru 5 Hari Menjabat, Kuntjoro Pinardi Mundur dari Direksi PT PAL
1. Lulusan perguruan tinggi di Belanda dan Swedia
Kuntjoro Pinardi lahir di Bogor, 30 Maret 1968. Pria berusia 53 tahun tersebut mengenyam pendidikan S1 dan Magister di Universitas Teknologi Delft Belanda.
Kuntjoro fokus menyelesaikan pendidikan strata satu dan strata duanya pada satu jurusan, yakni teknik elektro. Kemudian, dia melanjutkan pendidikan S3 untuk mengambil gelar PhD bidang elektro di Universitas Teknologi Chalmers, Swedia.
Tak heran jika kemudian Kuntjoro menguasai empat bahasa, yakni Indonesia, Inggris, Belanda, dan Swedia.
Baca Juga: Indonesia Mampu Maintenance Kapal Selam secara Mandiri Lewat PT PAL