TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Surplus Terus, Ekspor-Impor RI Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah

Neraca dagang pun surplus 28 bulan beruntun

ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Ekspor Indonesia pada Agustus 2022 kembali mencatatkan angka positif, yakni 27,91 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp417,8 triliun.

Capaian tersebut tumbuh 30,15 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dan tumbuh 9,17 persen dibandingkan Juli 2022 atau secara bulanan/month to month (mtm).

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu), Febrio Kacaribu mengatakan, pencapaian ekspor tersebut merupakan tertinggi sepanjang sejarah perekonomian Indonesia.

"Ekspor ini tercatat sebagai ekspor tertinggi sepanjang masa. Secara kumulatif, nilai ekspor dan neraca perdagangan Januari–Agustus 2022 masing-masing tercatat sebesar 194,6 miliar dolar AS dan 34,9 miliar dolar AS, keduanya merupakan rekor tertinggi dalam sejarah ekonomi Indonesia," beber Febrio dalam pernyataan resmi yang diterima IDN Times, Senin (19/9/2022).

Baca Juga: Neraca Perdagangan Surplus US$5,76 Miliar di Agustus

Baca Juga: Neraca Perdagangan RI Surplus Lagi, tapi Migas Masih Defisit

1. Memperkuat pertumbuhan ekonomi domestik

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Febrio menambahkan, tingginya nilai ekspor tersebut bakal semakin memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Optimisme itu muncul lantaran ditambah dengan semakin menguatnya konsumsi masyarakat seiring dengan semakin terkendalinya pandemik COVID-19.

"Serta pengeluaran pemerintah yang juga meningkat di tengah penyaluran berbagai program seperti bantuan sosial. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 diperkirakan akan sesuai atau bahkan melebihi target pemerintah," ucap Febrio.

2. Faktor pendorong peningkatan ekspor Agustus 2022

Ilustrasi Ekspor. (IDN Times/Aditya Pratama)

Adapun peningkatan ekspor Indonesia pada Agustus 2022 didorong oleh ekspor migas yang masih tumbuh sangat tinggi mencapai 64,46 persen yoy.

Sementara itu, ekspor non migas juga mencatatkan pertumbuhan yang mencapai 28,39 persen yoy. Dari sisi sektoral, sektor pertambangan mencatatkan pertumbuhan tertinggi mencapai 63,17 persen yoy disusul pertanian yang tumbuh 31,17 persen yoy dan manufaktur yang tumbuh mencapai 20,61 persen yoy.

"Capaian ini mencerminkan bahwa Indonesia masih menikmati keuntungan dari adanya kenaikan harga komoditas. Selain itu, pertumbuhan manufaktur juga mengindikasikan bahwa aktivitas ekonomi Indonesia yang bernilai tambah tinggi semakin meningkat. Ke depan, meskipun di tengah risiko seperti perlambatan ekonomi Tiongkok, ekspor diperkirakan melanjutkan kinerja yang baik dari bulan sebelumnya," tutur Febrio.

3. Nilai impor juga alami capaian positif

ilustrasi impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Di sisi lain, impor Indonesia masih mencatatkan kinerja positif mencapai 22,15 miliar dolar AS atau senilai Rp331,7 triliun dengan pertumbuhan 32,81 persen yoy dan 3,77 persen mtm.

Seperti ekspor, kinerja impor ini juga merupakan capaian paling tinggi dari yang pernah terjadi. Tumbuhnya impor antara lain didukung oleh kinerja sektor manufaktur yang tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan Agustus 2022 yang terus melanjutkan ekspansi.

Peningkatan impor didorong oleh impor migas yang tumbuh sangat tinggi, yakni 80,63 persen yoy dan impor non-migas tumbuh 26,11 persen yoy. Dari sisi penggunaan, impor barang modal mencatatkan pertumbuhan tertinggi mencapai 46,74 persen yoy dan disusul bahan baku 35,4 persen yoy. Sementara impor barang konsumsi masih mengalami pertumbuhan.

"Tumbuhnya impor barang modal dan bahan baku mengindikasikan menggeliatnya aktivitas investasi dan produksi dalam negeri," kata Febrio.

Baca Juga: Kemenkeu Godok Standar Mobil Listrik untuk Dinas Pejabat dan PNS

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya