TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jika Microsoft Jadi Beli TikTok, Trump Minta AS Dapat Jatah Besar

Microsoft tetap maju terus untuk membeli TikTok

ilustrasi TikTok (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Presiden Donald Trump mengatakan pemerintah Amerika Serikat seharusnya mendapatkan "persentase besar" dari hasil penjualan TikTok. Pernyataan ini disampaikan di depan para reporter pada Senin 3 Agustus 2020 waktu setempat.

Seperti dikabarkan sebelumnya, Microsoft berniat membeli TikTok yang beroperasi di Amerika Serikat. Niat itu ditegaskan, setelah CEO Microsoft Satya Nadella bertemu dengan Trump pada akhir pekan, menyusul ancaman Trump akan memblokir TikTok dari negara tersebut.

Baca Juga: Waduh, Donald Trump akan Larang TikTok di Amerika Serikat Nih!

1. Trump mengaku akan melakukan apa saja untuk memungkinkan terjadinya pembelian TikTok

Ilustrasi TikTok. IDN Times/Arief Rahmat

Dilansir Reuters, Trump batal memblokir TikTok dan memberikan waktu 45 hari kepada Microsoft untuk bernegosiasi dengan induk perusahaan media sosial itu, ByteDance, agar akuisisi segera terjadi. 

Ia juga mengatakan pemerintah Amerika Serikat akan memungkinkan terwujudnya pembelian TikTok, sehingga pihaknya berhak mendapatkan bagian besar. Trump tidak menjelaskan bagaimana mekanismenya dan tidak peduli, apakah Microsoft atau Tiongkok yang memberikan bagian itu kepada pemerintah.

2. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengklaim TikTok memberikan data personel pengguna kepada Partai Komunis

Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Fort Lauderdale, Florida, Amerika Serikat, pada 10 Juli 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque

Sementara, dalam wawancara dengan Fox News pada akhir pekan, Menteri Luar Negeri Pompeo mengklaim pemerintah Amerika Serikat menemukan bukti bahwa TikTok termasuk salah satu aplikasi yang "memberikan data secara langsung kepada Partai Komunis" di Tiongkok.

Karena itu, lanjut Pompeo, pemerintah akan mengambil langkah-langkah dengan mempertimbangkan "serangkaian risiko keamanan nasional secara luas, yang ditimbulkan oleh perangkat lunak yang terhubung ke Partai Komunis" tersebut.

Namun, induk perusahaan TikTok, ByteDance, membantah semua tudingan tersebut. Korporasi yang berkantor pusat di Beijing itu menyatakan, tak mungkin TikTok melakukan hal tersebut karena perusahaannya dipimpin warga AS. 

"TikTok dipimpin oleh CEO Amerika, dengan ratusan karyawan dan pemimpin kunci di bidang keselamatan, keamanan, produk dan kebijakan publik di Amerika Serikat," kata juru bicara ByteDance kepada Bloomberg.

"Kami tak pernah menyediakan data pengguna kepada Pemerintah Tiongkok, kami tidak akan melakukannya juga jika diminta," kata juru bicara itu, lagi. 

Baca Juga: Sempat Tidak Pasti, Microsoft Kini Tegaskan Niat Akuisisi TikTok

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya